Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013
Aku memandangi langit malam ini, gelap.. Rembulan bahkan malas menemani.. Angin berhembus mendesaukan kerisauan malam. Suara malam mengerubung, lalu hilang meninggalkan kesunyian. Duduk diatas atap, menahan dingin malam hanya untuk merasakan kesunyian, kesunyian yang menghubungkan dengan yang Maha Pencipta. Berharap kesunyian membawa ketenangan, Bukan kesepian mendalam. Bukan hasrat memeluk kehadiran seseorang. Bukan rasa tersakiti karena ditinggalkan.
Magang, entah kenapa jadi ansos, walau kegiatan berkicau di twitter dan menulis di blog tetap saja ku lakukan. Tetapi rasanya hanya itu yang bisa menjadi temanku selain tempat ku mengadu saat melakukan sholat . Aku tak sungguh tahu kemana aku harus bercerita pada orang-orang yang ku sebut teman. Ya, karena aku yang tak memulai duluan, mana mungkin orang tahu jika aku tak mengatakan. Tapi semua terasa canggung, semua terasa tidak benar dengan kesunyian ini. Ah mungkin hanya perasaan... Seharusnya tak merasa sepi jika ku percaya padaNya. Seharusnya. Ternyata aku masih jauh dari sisiNya.....  Maafkan aku ya Allah... :'(

Entah Apa Namanya

Aku tak pernah mengerti apa namanya ini. Aku tak yakin betul apakah aku sudah benar-benar melupakan masa lalu itu atau belum. Tapi aku pun tak yakin bahwa aku jatuh cinta pada yang sekarang berdiri di hadapanku.  Aku tak yakin apakah ini rasa suka, atau hanya kagum. Karena aku tak sungguh menyukainya, aku hanya menyukai kehadirannya. Ketika hilang, semuanya berubah menjadi biasa saja.  Tapi satu keyakinanku,  kau yang dapat melihat baiknya diriku, jika Tuhan mengizinkan, kau akan menjadi satu-satunya menjadi pemilik lengan yang hendak ku gengam dengan mantap. Takkan terlepas. Hanya bersamamu aku ingin menikmati matahari terbit dan tenggelam, juga menatap bulan di malam cerah. Kau wajah yang hendak kulihat setiap pagi saat ku membuka mata dan malam larut saat ku hendak mengistirahatkan mata lelah ini..... Sampai jumpa, kau. Aku menanti dan masih memantaskan diri untukmu....

Guruku Sayang, Mengapa Begitu?

Apa yang pertama kali kalian pikirkan ketika mengingat masa SD?  Kenangan masa kecil yang penuh kesenangan, belajar menjadi diri sendiri, masa kebimbangan dalam menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Belajar dengan guru-guru yang manis dan baik hati, dimarahi guru yang galak dan tegas, hanya untuk kebaikan para murid-murid.. Aku menyadari, tempatku mengenyam pendidikan dasar pada saat itu, bukanlah sekolah hebat yang memiliki fasilitas keren seperti sekolah-sekolah swasta. Dulu, lapangan kami bopeng-bopeng, banyak lubang. Ring bola basket  yang berkarat.. Kelas yang disekat kayu-kayu lusuh yang sudah dimakan rayap, meja kursi yang penuh coretan putih, penghapus pulpen. Kami berbagi tempat duduk bertiga saat duduk di kelas satu dan dua. Mengantri untuk masuk kelas di setiap pagi. Rapih. Bahagia. Merasa dicintai. Tapi hal tersebut tidak dirasakan oleh adikku yang sedang berjuang untuk menghadapi ujian sekolah di SD yang sama dengan masa kecilku. Kini, yang ada hanya t

Dia, Gadis Mandiri, Inspirasiku

27 Maret 2013 Mungkin aku bukan orang pertama yang mengucapkan, tapi ku harap akan terus mengucapkannya disetiap tahunnya.. Selamat ulang tahun  NABILA FATMA GIYANTI Gadis mandiri, anak Mama yang paling hebat, kakak teladan untuk adik, sahabat yang menginspirasi... Maafkan, aku yang tak mampu memberimu hadiah spesial yang mungkin kau inginkan. Semoga yang lain bisa memberinya. Maafkan aku tak bisa berada di sisimu ketika bertambahnya satu lagi usiamu. Semoga yang lainnya bisa menemanimu. Doaku, semoga kau selalu diberikan kesehatan dan limpahan nikmat dari Allah SWT. Semoga ketabahan juga selalu melingkupimu. Semoga kau selalu diliputi rasa syukur atas hidup yang indah ini. Aku, berdoa untuk mu, untuk cita-citamu, untuk cintamu, untuk persahabatan kita... Kau, anak hebat yang menempuh tempaan keras, kau anak hebat yang melaluinya dengan sangat baik.. Meski tangis, keringat, darah mengucur deras, seluruhnya akan terbayar dengan pengalaman yang kau dapatk

Mesin Cuciku

Mendung menyapa,  duh cucianku ~ Hari ini hari pertamaku tanpa mesin cuci. Sejujurnya aku bukan orang manja yang nggak bisa mencuci baju menggunakan tangan, hanya saja aku kurang mahir dalam memeras pakaian basah. huffft Bagian meras-memeras biasanya ku serahkan pada mesin cuciku. Tapi kali ini tidak, mesin cuciku kemarin mengeluarkan api. Mungkin sudah bosan mencuci, maklum hidupnya hampir seumur hidupku, bahkan mungkin lebih tua beberapa tahun.  Entah sampai kapan aku akan hidup tanpa si mesin cuci. Mungkin kalau si Matahari sedang nyengir, aku bisa berbahagia mencuci, tapi jika sendu yang merajalela, yaaah aku hanya bisa manyun meratapi cucian yang masih lembab......  I MISS YOU, MY MESIN CUCI....

Mendung

kini tak tampak mentari yang menari-nari kegirangan. mendung menyakiti langit. lihat, bahkan angin berhembus berharap cepat pergi dari kerinduan. di sana, duduk manis seorang gadis, merasakan angin berhembus. sesekali memejamkan mata sambil menghela nafas panjang. ia ingin ikut bersama angin, tapi tak punya daya. hanya berayun di ayunan tua.

bertekuk malu

aku mengenalmu lewat kerlingan tak sengaja, kerlingan malu antara dua orang asing. pertemuan yang telah direncanakan Tuhan, yang mungkin tak kau sadari. kau yang di sana, aku terpaku, menatapmu tak sanggup berkutik. aku tak yakin mengapa, tapi aku menanti mu setiap harinya. tapi aku hanya dapat bertekuk malu...

Dini Hari Ku

Waktu menunjukkan pukul 3.30 dini hari. Bahkan alarm gue juga udah bunyi. Tapi gue masih melek. Bukan karena galau, bukan juga karena gundah, tapi yaaa bertahan berusaha mengerjakan Tugas Akhir. Kenapa gue nulis di sini? Karena gue boseeen.. yaa selingan dikit gapapalah, sambil nunggu subuh, sambil sahur  :) Sambil semangat, ingin mengucapkan selamat pagi, Mr. Hejooo di rumahnya yang mungkin masih bobok munyu-munyu..  Salam semangat buat teman-teman seperjuangan yang mungkin juga sedang melakukan hal yang sama dengan gue.. Selamat bersiap untuk hari terakhir magang minggu ini....... SEMANGAT BAB III  UYEAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAY 

Keinginan Terselubung

Punya sebagian kehidupan di rumah sakit nampaknya akan membuat terbiasa dengan keadaan yang ada maupun dengan wewangian khas di dalamnya. Entah apa yang merasuki saya akhir-akhir ini. Tetapi sebelum-sebelumnya saya tak begitu menyukai aroma steril di kamar bedah yang sesekali saya satroni untuk menyerahkan berkas penting, tetapi tetiba saja saya merindukan aroma sterilnya. Seakan saya menghirup aroomanya saat ini, di rumah saya.  Mungkin karena penasaran, mungkin karena mulai jatuh cinta dengan keadaan rumah sakit. Entahlah. Hanya saja saya punya keinginan untuk menjadi pengamat di ruang bedah itu. Hanya jadi pengamat. Hanya ingin tahu kegiatannya. Terlebih ketika dinas malam. Sering terpikir untuk ikut menginap di rumah sakit, bukan menjadi pasien, sebagai pemberi pelayanan. Ah! Tapi itu bukan pekerjaan yang bisa dilakukan sambil menahan kantuk. Sedangkan saya bukanlah orang yang pandai mengatur rasa kantuk. Apalagi saat sedang tak melakukan apapun. Bisa tiba-tiba tertidur la

Kejutan Sepele

Setiap orang bisa memberikan pendapatnya kepada orang lain. Gue bisa bilang si A ini baik, si B itu jaha, si C songong dan sebagainya. semua dilakukan atas dasar sesuatu yang dilakukan juga oleh orang yang bersangkutan. Contohnya kawan yang satu ini. Belum kenal mungkin bisa bilang dia contoh makhluk aneh dari planet selain bumi dan spesiesnya sangat langka. Tapi buatku dia istimewa, unik dan to the point gak pake basa-basi. Dia juga termasuk orang yang suka bikin otak jadi mikir, maklum dia memang pintar, dan rasanya dia agak sebel kalo ngomong sama gue yang blo'onnya kebangetan. Kadang kalo di denger sekali omongan dia suka nyelekit, tapi dipikir berulang kali bener juga. Dia suka ngomelin gue yang suka ngetweet dalam waktu dekat, dan tweet gue emang suka nyampah. Saat ingetin gue, gue rada sedih sih, tapi dipikir dari sisi orang lain bener juga.  Dan kali ini gue dikejutkan oleh tweet dia yang menurut gue sangat manis untuk ukuran orang secuek dia. Nih gue capture.....

Teruntuk, Mas Jogja

Hai, apa kabar mu? rasanya sudah lebih dari satu tahun kita tak bersua, atau mungkin lebih dari setahun? Bagaimana kabar studimu di sana? Rasanya kau memiliki banyak kawan baik di sana, benar begitu? Bagaimana kabar keluarga mu? Ku harap semua dalam keadaan baik dan tanpa kurang sedikitpun. Rasanya sudah begitu lama kau tak berbicara denganku. Aku tahu semua kesalahanku. Maafkan aku yang terlalu sulit untuk mengutarakan hal yang sebenarnya ku pendam. Maafkan aku yang selalu saja mengecewakanmu, sejak awal hingga akhir pertemuan kita. Hingga puncaknya kau benar-benar menghapus semua tentangku, tak ingin tahu tentang ku. Maafkan aku. Aku hanya bisa berharap, kau tetap dalam keadaan sehat selalu. Semoga hidupmu selalu di kelilingi teman-teman yang menyayangimu dan peduli padamu, sehingga selalu ada teman untuk berbagi saat senang dan sendumu. Semoga limpahan rahmat-Nya selalu melingkupi mu dan keluargamu. Sampai jumpa lagi, Mas. Suatu saat mungkin kita dipertemukan lagi,

Pertengahan Jalan ~

Kehidupan kantor mengantor memang lebih menyenangkan. Hanya saja sayangnya sambil diselingi tugas dan  beban tugas akhir. Ya, ini menyebalkan. Tapi toh jadi syarat kelulusan, jadi berusaha menjalani saja lah. Itu salah satu alasan mengapa rasanya lama sekali gue nggak menulis di blog ini. Bahasa kerennya sih "Sori, gue lagi sibuk". Sebenarnya ada kesempatan untuk menulis, hanya terkadang waktu dan fasilitas yang tidak memungkinkan. Hmm, sekilas mungkin bisa gue ceritakan tentang magang yang baru setengah jalan, ketika mulai malas melakukan apapun untuk menyelesaikan Tugas Akhir.  Gue magang di salah satu rumah sakit umum swasta di jakarta selatan. Bukan rumah sakit elit, tapi cukup bersahabat untuk magang. Gue nggak sendiri, ada 3 orang lagi teman berbeda jurusan yang ngejogrok di rumah sakit yang sama. Alhamdulillah, gue ditempatkan di bagian SDM, sedangkan tiga lainnya ada yang di sekretariat, marketing dan rekam medis.  Alhamdulillah juga pembimbing lapang

Hati-hati di jalan, Nina

Pertemuan denganmu kali ini rasanya berbeda. Kau memiliki rambut yang lebih rapi daripada terakhir kali aku melihatmu, dan aku menyukainya. Tapi kau tetap seperti dahulu, lebih senang berekspresi datar ketika mereka sibuk berbicara ini itu. Kau selalu menjelaskan apapun yang benar-benar kau ketahui. Terlihat pandai. Ku harap itu bukan indikasi yang menandakan kau orang yang sok tahu.  Saatnya pulang, kau berjalan, bersisian denganku. Tak mengucapkan apa pun. Hanya berjalan, terus menerus. Kita harus menyebrang, kau menggenggam tanganku, berusaha melindugiku dari kendaraan yang tak hendak berhenti dari laju kencangnya.  Tak ku sangka genggaman itu tak kau lepas hingga kita berpisah. Genggaman itu berbicara. Genggaman hangat nan lembut yang menjaga. Kau berkata lewat genggaman mu, "Bolehkah aku memiliki mu?". Tatapanku memaksudkan ketidakmengertian, "Maksudmu?"  Kecupan lembutmu di keningku, menjelaskan segalanya. "Hati-hati di jalan, Nina. Jangan ke