Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Selamat Berjuang, Perumahsakitan 2010

beberapa menit yang lalu, perbincangan tentang Pembimbing Materi (PM) untuk Tugas Akhir, menjadi ramai. Tak ada kabar dari teman yang biasa memberi informasi, membuatku sibuk bertanya sana-sini. Seorang teman mengatakan namaku tak ada di list. Panik! Super panik! Walau memang besok aku memang sudah ada rencana untuk ke kampus, tapi rasa penasaran itu benar-benar membuncah. Akhirnya salah satu teman yang memang sedang berada di kampus memberi tahu nama dosen pembimbingku. Dan Subhanallah walhamdulillah, dosennya adalah dosen yang memang ku inginkan. Dosen yang punya reputasi sangat baik di mata mahasiswa jurusanku. Memang sebenarnya juga domisili beliau dan aku bertempat yang sama, barangkali itu yang membuat itu terjadi selain kehendak dari Allah SWT. Barangkali juga karena kekuatan pikiran bawah sadarku yang benar-benar menginginkan Beliau untuk menjadi pembimbingku. Aku hanya dapat mengucap syukur terhadap ketentuan ini. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku berjanji untuk

Biar Menggantung Tak Tersentuh, Selesai Sudah

Mengerami rasa yang terus tersimpan baik di tempat hangat, aku masih saja bodoh melakukan hal yang sama menyakitkannya. Menggeram karena amarah yang tak tertumpahkan, amarah yang bukan salah mereka atau dia atau kalian, amarah dari pikiran, ia juga yang mengakui salahnya. Menggilai rindu yang tergantung tinggi dilangit langit kamar, tak dapat tergapai apalagi tersentuh, terlalu jauh. Kau tahu betapa sulitnya menggerogoti jeruji besi untuk lepas dari belenggu? berusaha pergi mengonggongkan kemarahan, berharap terdengar olehmu, oleh orang lain.... aku ingin keluar.... Aku ingin keluar, Panas badanku tak lagi sanggup mengerami rasa ini yang tak kunjung menetas... Biarkan aku mendinginkan semuanya, aku lelah berjibaku dengan panas, panas yang tak jelas untuk apa akhirnya...... Biarlah aku tak peduli pada gantungan harapan itu, biarkan aku meninggalkan ruangan ini tanpa perlu membawa harapan-harapan palsu yang kau gantungkan di langit-langit kamar dengan ini,  i

Nonton Drama Menye-Menye

Hari ini kegiatan gue setelah bantu Ibu & Bapak menyiapkan urusan kantin adalah menonton film korea. Mainstream ya? Biarlah, gue juga bukan orang yang maniak sama drama korea, hanya beberapa saja yang ku ikuti, itu pun jika mendapat dorongan atau dijejalkan oleh teman-teman. Drama yang gue tonton ini judulnya "49 Days". Pada tahu lah ya? Soalnya memang pernah ditayangkan juga di stasiun televisi yang ada ikan terbangnya itu. Kalau waktu itu, gue tidak menontonnya karena kalau di TV gitu gue suka kelewatan, karena suka lupa jadwalnya. Mungkin ada seminggu lebih gue menonton drama ini, dan menurut gue lama, karena dalam waktu seminggu ini juga gue melakukan hal-hal lainnya, jadi nggak sempat untuk duduk fokus menonton film ini. Hari ini, benar-benar penghabisan. Menonton dari episode 16 sampai 20. Menonton non-stop, hanya diselingi sholat dan makan, juga sekali pipis tadi. Setelah menonton? Selalu merasakan hal yang sama ketika selesai menonton drama jepang yang terken

Sendu, Doa

bagian diriku rapuh sejak dahulu tak tertanam dengan baik akarnya terlalu lembek aku penyendu, sejak dahulu terbiasa menatap rembulan bersama gemerlap gemintang terpampang di bersihnya langit malam, sesekali hanya melewati malam mendung penuh kabut langit. aku tidak stabil, aku perasa, terlalu perasa hingga membiarkan mereka yang jahat muncul saat itu. aku si cengeng, tak bisa melakukan sesuatu selain menangis saat itu aku kesal, kesal lalu menangis aku si iri, merasakan kesedihan karena tak memiliki yang mereka miliki aku si sombong, merasa hebat, sering lupa akan kebesaran-Mu Oh Tuhan betapa hina nya hamba-Mu ini aku mohon, jaga hatiku, jaga iman ku, jaga pikiranku.. biarkan semua menuju padamu, hingga takkan ada lagi keraguan dan kesedihan ......... amin amin amin ya Robbal 'alamin

Main Ke Perpustakaan Cozy

Senin, 28 Januari 2013 Akhirnya gue dan Kana (lagi) mengunjungi tempat baca yang cozy  banget. Kali ini Ochi juga ikut serta untuk hang-out ala kami. Perpustakaan Umum Freedom.  Ini bagian depannya. dapet gambarnya dari google sih, soalnya nggak sempet foto bagian depannya kemarin. Karena aksesnya yang agak ribet, akhirnya kami janjian di toko buku yang paling terkenal di Indonesia, ya toko buku paling guede di Jakarta, tepatnya di Matraman. Setelah bertemu, kami makan siang dulu, karena kebetulan sampai sana sudah tengah hari. Kami makan di warung yang menjual gudeg, katanya sih tempat favorit keluarganya Kana. Selesai makan sudah jam setengah tiga siang, kami langsung melesat menuju perpus tersebut, tak butuh waktu lama untuk sampai kesana dari Matraman, yaaa sekitar 10 menit dengan keadaan cukup padat seperti kemarin. Sesampainya di sana, kami tidak langsung masuk karena masih bingung, takut salah dan tidak ada orang di dekat tempat tersebut yang bisa di tanyai.

Senyum Masam

jadi, hanya senyum masam itu yang kau suguhkan malam ini? tidakkah lebih baik kau berikan aku celoteh ketus yg bisa ku artikan dengan baik? celoteh ketusmu yang bisa dengan lebih baik ku artikan ujungnya. tapi senyum masam itu hanya akan menggantungku malam ini. atau kau lebih suka menyimpannya hingga mentari datang, saat tidurmu ditumbuhi bunga tidur yang membuatmu melupakan penyebab senyum masam itu.

Restless Night

hmmm, lots of tought.. can't really say the things that running around my mind. half my mind said that I'm upset, but the other side feel I shouldn't. pic source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIINVn7q79eHr2yUfUAvV-wwwWZz4Y2nVDlptwtZ_XTEBaZRGFkx61OCSit_IB9pwHEzs4B1YeOKCaaG1UNeKbn8xHap4FkdPR3cevOzZfyBwPSiKuaJj2Y1mrB7EGflJKA2-2wH1SBY12/s1600/b2.jpg

Kawan Baru Dari Citraland

Sabtu, 26 Januari 2013 Tekad kuat, bangun pagi, berangkat nyubuh, lalu di goncang semua lemak gue di dalam transjakarta. Cusssss menuju Mall Ciputra, Grogol, Jakarta Barat.  Ngapain? Jadi beberapa minggu sebelumnya dapat info dari twitter @IDStudentjob yang mengajak untuk menjadi volunteer pengetikan buku yang nantinya akan dikonversi ke huruf braille, untuk mereka yang tuna netra. Jelas info itu langsung saja ku sebarkan kepada teman-temanku. Mereka tertarik, tapi pada akhirnya aku sendirian yang datang kesana. Sendiri, diantara orang-orang yang entahlah aku tak tahu darimana.  Sejak dari rumah aku meyakinkan diri berulang-ulang, "Yakin deh, ini buat sosial, buat bantu mereka. Yakin ini semua ngga  sia-sia. Yakin! pasti dapet teman baru!." Dengan segala keyakinan dan modal nekad itu lah akhirnya aku berangkat subuh buta. Bersyukur naik angkot cepat, naik transjakarta cepat. Ketika di transjakarta, goncangannya merasuk hingga ke lemak-lemakku.. *saking ker

Ke-tidak-mengerti-an ku

Pergilah, kejar mimpimu, aku akan baik saja Saat itu hujan turun tak berhenti selama sehari penuh. Gerimis, hujan tak deras, tapi banyak yang jatuh. Saat Itu kau masih saja memelukku, walau kau sudah membiarkan aku untuk pergi, sungguh sangat erat hingga aku bisa menghirup dalam-dalam aroma tubuhmu yang bercampur dengan wewangian favorit mu.  Aku akan menunggu mu, di sini. Di tempat kita saling berpeluk. Ku nanti kau hingga kau datang lagi. Sungguh aku akan menantimu di sini.   Janji mu, terasa manis. Seakan harapan terus bermunculan dari setiap langkah ku yang semakin menjauh. Membuat langkahku semakin ringan mambawa tubuh lunglai ku yang dipenuhi keengganan untuk pergi dari titik temu itu.  *sebelas tahun kemudian* Aku melihatmu disana. Ya, Kau menantiku. Kau disana. Kau tepati janjimu. Sungguh kau menepatinya. Berdiri di tengah jalan yang sepanjangnya berjejer pohon Mahoni tua yang menjulang tinggi. Sinar mentari menelusup sela-sala dedaunannya, membuat teduh

Si Waras Merajuk ~

Sebenarnya apa yang kau cari? Tak cukup kehadiran teman-temanmu itu? Jangan salahkan mereka jika kau tak secemerlang mereka. Kau yang tak berusaha! Tak cukup keluarga yang besar? Dua keluarga besar mencintaimu sebagaimana adanya dirimu. Tak cukup kah? Tak pernah kah kau membayangkan banyak mereka yang hidup tanpa keluarga, sendiri memeras keringat untuk menghidupi diri sendiri. Kau, hanya perlu belajar untuk membanggakan mereka, kau tak mampu?!! Anak macam apa kau ini?!? Limpahan kasih sayang yang begitu besar, tak benar-benar kau syukuri. Kau terlalu sibuk untuk memberikan penilaian negatif terhadap mereka yang menyayangimu. Merasa mereka tak sempurna seperti apa yang kau inginkan. Apa harus sesuai keinginan mu, hah?! Apa kau pernah menuruti keinginan mereka? Mereka membebaskan mu untuk memilih jalanmu. Selalu merundungi mu dengan jutaan doa yang tulus. Salah kau yang tak cukup terbuka dan tak cukup berani untuk memeluk mereka?! Salah kau yang tak benar-benar  merasakan kasih saya

Telepon Jarak JAAAAUUUHH

Zaman ini, memang zaman sangat modern. Yang dekat bisa jadi jauuuuuh banget, yang jauuuuuh terasa sangat dekat. Berterima kasih lah kepada yang membuat internet dan kawanannya.  Rasa rindu tak terbendungkan, walau baru ditinggalkan lima bulan terakhir, bisa lenyap langsung dengan mendengar suaranya dari bagian lain dari bumi ini. Perbincangan, semua perbincangan pecah jadi riuh ketika itu. Perbincangan kabar masing-masing, akademis, tempat wisata, hingga gosip artis terhangat tetap menjadi hal yang menyenangkan untuk dibicarakan. Gelak tawa terdengar renyah. Terima kasih atas waktu yang indah untuk dilewati. Terima kasih atas waktu yang kalian berikan untuk dikenang. Terima kasih atas kesanggupan kalian mengoceh berjam-jam, hingga waktu sarapan mu terganggu. Terima kasih telah menemani ku menanti waktu berbuka puasa hari itu.

Si Waras

Beruntung sebagian dari diriku punya kewarasan yang memadai. Jika tidak, mungkin keseluruhan hidupku mulai berantakan tak karuan. Si waras berkata, "Sudah, buat apa kau berhenti di sini? Kau tahu, kau sudah menghabiskan waktu di setiap hari mu unruk memperjuankannya. Sekarang ingin berhenti hanya karena minder? Dasar bodoh!!! *di keplak* . Kau tahu, Semua hal butuh proses, sayang. Kau tak bisa dengan instan menulis semuanya dengan sangat sempurna. Kau melihat mereka yang jago? Hei, itu karena mereka terbiasa. Kau baru memulainya bukan? Lagi pula, kau juga tak punya ekspektasi untuk yang berlebih bukan? Hmm, kau berekspektasi? Aduh, berarti itu salah mu sendiri. Kau tak terbiasa malah berekspektasi yang aneh-aneh. Sudah, jadikan lah ini semua pengalaman hebat yang pernah kau lakukan. Tak semua menganggapmu remeh kok. Sudah, tetap berusaha yaa. Jangan menyerah sampai disini. Sedikiiit lagi sampai tujuan. Nanti setelah itu makin rajin berlatih. Oke?!" Setelah si wa

"...." Ucap si hati kecil

"hei aku merindukanmu" "ah ya, aku juga merindukan mu" Hanya itu yang kau ucapkan. Wajahmu pun hanya memperlihatkan wajah datar tak begitu tertarik berbicara denganku. Kau menjawab hanya untuk sekedar memberikan ku kesenangan lewat lisanmu, tak menyenangkan melihat mimik mu. Kau melakukannya sudah sejak lama, sejak lama kita tak bersama, sejak lama kau bersama yang lainnya. Kau berlaku seakan kau masih seperti yang dulu, seperti sediakala saat kita masih sering bersama. *mungkin kau memang masih menginginkannya, mungkin kau benar-benar merindukannya. Kau sungguh-sungguh masih tak rela melihat gadis itu disamping nya. Sudah lah, biarkan dia bahagia dengan gadis itu. Kisah mu sudah berlalu. Jangan lah menyusahkan orang lain dan menyusahkan dirimu sendiri. Tertanda, hati kecil mu yang masih waras *

menimbang bimbang

kini, aku tak yakin mengapa aku masih menanti mu. tapi sesungguhnya aku pun tak yakin siapa yang sungguh-sungguh ku tunggu. aku lebih senang berpijak dalam kebimbangan yang membiarkan ku merindukan semua hal di semua masa hidup yang pernah ada. Kau tahu, betapa menyiksanya menjadi orang yang moody? selalu membawa hal negatif ketika mood itu sedang turun.  hublahublaa, aku butuh kau untuk mengajak ku bermain, berusaha menjernihkan perasaan yang seharusnya tak ada.  pada akhirnya aku hanya bisa menimbang bimbang yang tak benar-benar ku mengerti mana yang benar. maafkan kebodohanku yang menggeliat tak bergerak ~

Berburu Nicholas Sparks

Coba kalian yang baca blog ini bisa dipastikan suka baca kan, soalnya kalau ngga suka baca buku kayaknya hampir ngga mungkin kalian baca blog gue. Kalian lagi baca buku apa dalam waktu dekat ini? Kalau gue lagi baca buku Nicholas Sparks yang judulnya Bend in The Road . Gue seneng banget sama penulis ini. Berawal dari film A Walk to Remember, yang gue juga ngg tahu itu film dari tahun berapa, yang pasti itu film manis banget. Waktu duduk di bangku SMP, gue lupa waktu itu kelas berapa, temen gue menemukan buku dengan judul yang sama, tapi dengan bahasa Indonesia kalau ngga salah "Kan Ku Kenang Selalu". Lalu, gue meminjamnya, ternyata sama dengan filmnya. (Tapi gue ragu, gue baca bukunya dulu atau nonton filmnya dulu) Setelah itu, aku sudah saja melupakannya. Saat duduk di bangku SMA, di televisi di putar ulang film tersebut yang membuatku menontonnya lagi. Huaa sejak itu aku mulai mencari-cari buku elektroniknya, karena beberapa kali aku mencari buku konvensionalnya d

Kakak - Adik

Libur, tanpa pergi kemana-mana, tanpa kejadian yang spesial, rasanya telah membuntukan pikiranku. Sudah 2 jam rasanya aku duduk di depan laptop, tapi inspirasi itu tak kunjung datang. Mau membicarakan banjir? kayaknya mainstream banget. Tentang hujan? Nanti yang ada tebawa galau, sedangkan saat ini aku enggan untuk bergalau ria. Membicarakan keluarga? Hmm, tidak ada yang bagus untuk diceritakan.  Tapi kemarin ini aku bersama adik ku iseng foto-foto, maklum webcam laptop sedang dalam keadaan baik. Mungkin ada beberapa yang bisa ku tunjukkan. Hmm, mohon maaf ya jika mata kalian sakit melihatnya. Kami seperti adik-kakak lainnya, sama-sama suka bertengkar masalah konyol, suka marah-marahan dan semacamnya. Pokoknya semacam itu lah.  Sekian tulisan saya. Mohon maaf atas ke gaje-an nya, mohon dimaklumi. Saya sendang tak berinspirasi. Semoga bisa menikmatinya..

Kabar dari Sahabat ~

Teruntuk Pria mandiri Di manapun kau berada.. Hai, bagaimana  kabarmu beberapa minggu terakhir ini? Aku benar-benar tak mendengar kabarmu. Aku rindu, tahu. Hei, ku lihat kau sering sekali jalan-jalan. Nampaknya kuliahmu tak begitu membebanimu disana. Baguslah kau tak stress atau tertekan di negeri orang sana.  Hei, kau tahu, Jakarta sedang banjir. Banyak daerah yang terkena banjir parah, ada yang hingga 4-5 meter. Kasihan korban banjirnya, banyak manula dan anak-anak. Anak-anak memang senang saat banjir, mereka merasa punya kolam berenang gratis. Tapi apa kau bisa bayangkan bagaimana efeknya setelah semua itu? Gatal-gatal akan menyerang kulit mereka. Hmm, apa iya sebegitu kurangnya taman bermain anak di Jakarta?   Hei, tahukah kau, kemarin aku sebal sekali menonton televisi. Wartawan mewawancarai masyarakat yang sedang berada di sekitar Bundaran HI, wartawan itu menanyakan sedang apa mereka disana, ada ibu-ibu yang berkata "Pengen lihat saja mas, hitung-hitung hibu

Ketika Itu Putih-Biru

Ingatanku terbang ke enam tahun yang lalu. Ketika itu, seragam putih -biru yang kita gunakan. Kau ingat, awalnya kita hanya teman sekelas yang tak pernah bertegur-sapa. Seiring berjalannya waktu, kita berteman. Kau menyukai gadis lain. Gadis itu cantik. Sungguh cantik.  Tapi ternyata aku terpesona oleh mu, entah apa penyebabnya, entah suka dari sebelah mana. Teman-teman kita yang mempertemukan kita di salah satu titik. Itu yang membuat kita pernah bersama.  Kau ingat? Saai itu seragam kita putih-biru. Kita masih piyik. Benar-benar piyik. Masih tak mengerti tujuan bersama, tapi sok tahu ingin bersama. Itu kita, kau ingat?  Entah lah, tapi memang saat itu kau dan aku masih sangat bodoh. Kau yang mau saja membelikanku pulsa secara rutin, menelpon ku. Aku yang sungguh tergila-gila padamu, sampai tak tahu harus melakukan apa saat kau berada di sisiku, yang berujung kekesalan mu karena aku hanya diam tak bicara.  Lalu, kita terpisah saat melanjutkan sekolah yang lebih ti

Si Petualang, Si Gadis Mandiri

Ada rikues lagi nih, kawan yang ingin diceritakan di tulisan gue ini. Oke gue bakal meladeni nya. Kali ini kawan gue namanya............ Jreng jeng jeeeeeengggg.. tet toret toreeet toreetttt ....... YUNISA FIRDA ZULHAZMITA Prok prok proook~ Nama panggilannya Firda, tapi untuk kami, orang-orang terdekatnya, lebih senang memanggilnya Yuyun, alasannya biar enggak monoton dan enggak mainstream. Firda ini anak pertama, gue lupa ade nya ada berapa, yang pasti punya adek. Orang padang tulen, tapi muka ngga kayak Uni-Uni Padang (mungkin dia padang gadungan, cuma ngaku-ngaku).  Firda, entah sejak kapan, mulai suka traveling. Obsesi banget menjelajahi daerah-daerah di Indonesia, mungkin saking cinta nya pada bangsa ini. Tapi salut lah sama ini anak, ikut jadi volunteer buat bersihin danau UI sampe gatal-gatal. Firda juga termasuk anak yang rajin berorganisasi dan ikut bermacam-macam acara. Menurut kami, teman terdekatnya (lagi), dia adalah anak yang paling aktif seantero vok

Kegiatan Hari Ini ~

Siang ini, berjuang menerjang hujan untuk bermain bersama teman. Memasak bersama, berkesperimen. Lumayan lah jadi Waffle & Pancake yang simpel. Lumayan enak. daaan, ini hasilnya  Bagaimana? Sudah seperti Chef profesional belum?  Setelah itu, kami kekenyangan, begah, tapi masih saja nyemil secara perlahan. Sambil nyemil, kami sambil membuat papan visi untuk kedepan. Dan yang sedang kami kerjakan adalah tentang tempat-tempat yang akan kami kunjungi kelak. Coba tengok, betapa berantakannya.. yang sebelah kanan punyaku, yang ada dua karton itu punya @kanataqqiyyah   Semoga benar-benar akan terwujud semua impian-impian kami. Kami yakin, Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kami. Hmm, itu kegiatan sejak siang hingga seperempat malam. Sisa malam, aku berusaha mencari inspirasi untuk cerita selanjutnya untuk di post ke @30haribercerita . Dan hanya ini yang bisa saya sampaikan untuk saat ini. Si inspirasi sedang bosan bertemu denganku. jadilah aku ditinggal sendiri

BOOM ! !

*BOOM!* Bom waktu itu meledak. Oh Tuhan, ku harap aku tak pernah mengecewakan orang sebegitu nya.  Pengharapan tinggi, berakhir dengan kekecewaan. Ah, itu hanya soal presepsi. Tetapi kalau rasa kesal sudah memenuhi ubun-ubun? Rasanya semua sudah menjadi sangat mengesalkan, bahkan hal kecil sekalipun.  Oh Tuhan, barangkali hal ini pernah ku lakukan pada orang lain. Semoga orang-orang tersebut memaafkan aku. Dan semoga rasa kesal ini cepat pudar, seperti pasir pantai yang terbawa arus ombak laut.

Bu,

Teruntuk Ibu yang paling hebat dan paling kuat. Bu, dulu sebelum tahu apa yang sebenarnya, aku selalu saja berpikir tentang kehadiran Ibu. Berpikir apakah yang aku pikirkan tentang Ibu benar atau hanya prasangka ku saja. Nyatanya ada benarnya prasangka itu. Tapi kini, prasangkaku memuncak. Oh Tuhan, benar-benar otak manusia ini.  Rasanya sedih tak mendapatkan pelukkan hangat darimu lagi, Bu. Rasanya sedih jika harus merasakan kebisuan amarahmu. Selalu begitu ketika aku melakukan hal yang tak kau inginkan. Ibu lebih memilih berbicara dengan yang lain ketimbang berbicara denganku, padahal disaat yang sama hal yang kau butuhkan berada di dekatku.  Ibu, aku sungguh sedih. Aku tahu tak mudah menjadi orang tua yang baik. Aku mengerti kesulitan yang kau alami. Tapi ku mohon, maafkan kelakuanku. Tolong jangan biarkan aku tenggelam dalam kebisuan mu yang menusuk relung hati ini.  Bahkan rasanya enggan menceritakan tentang kemarahan mu kepada mereka, teman-temanku. Tapi sungguh aku

Hanya Butuh Pembenaran

Berharap statusnya "Online" atau paling enggak "Away". Lalu pasrah. Beberapa detik kemudian muncul notif "YYYY is online". Ketika pasrah dan Tuhan mendengar, seketika semesta mendukung ~ Barangkali kekuatan pikiran alam bawah sadar yang begitu kuat tanpa disadari. Ya, aku butuh pembenaran atas ketidak-benar-an perasaanku. Semua ini tidak seharusnya terjadi. Semua berjalan tidak semestinya. Aku benar-benar butuh pembenaran. Mengelak keadaan ini adalah jalan terbaik untuk menghambat ke-tidak-benar-an atas pikiran dan perasaan ku saat ini. Tapi maaf, bisakah kau yang membaca saja pikiranku. Aku terlalu malu untuk menjabarkannya.. sumber gambar http://24.media.tumblr.com/tumblr_meclp9zWtN1r9v0pzo1_500.jpg

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di padang rumput s

Teruntuk Pria Mandiri

Biarlah dingin angin malam ini merasuki tubuhku.  Biar kesenduan kala rindu menjadi satu tubuh. Biar aku saja yang berpeluh menggebu mengejarmu Meski hal mustahil mengejarmu yang berjarak puluhan ribu Genggam tangan lembut mu yang menguatkan saat itu Kini, Entahlah, aku pun tak yakin kapan kau akan kembali Tak berkabar, tak berberita Sekuncup genggam doa kupanjatkan Mudah jalanmu menuju tujuanmu, mudah jalanmu menggapai mimpimu Bahagia menjalani hidupmu.. Itu saja. tertanda, Kawan Lama sumber foto http://weblogs.sun-sentinel.com/news/weather/hurricane/blog/Coldnight.jpg

Dear,

Ketika pelukkan merengkuh erat rasa rindu Saat itu biarkan aku ikatkan lengan ku padamu Biarkan perasaan itu mengalur hingga menemukan aliran darahmu Sayang, lihatlah Aku berdarah-darah menantikan mu  Kau membawa sejumput asa yang bisa menghentikannya Jangan pergi lagi, ku mohon

Hanya Musiman

Dingin pagi ini menyeruak, wangi mendung juga tercium menyengat. Hanya mendung, tanpa tetes hujan yang berlebih. Di halte itu, aku melihat sepatu kesayangan mu nun jauh disana. Ya, itu kamu. Aku hanya berpikir, mengapa kau ada di situ? Sekarang hari libur. Setelah itu, bis warna cerah itu berhenti di halte. Aku hendak mengantri untuk menaiki nya. Ketika itu kau membuatku menoleh, "ehh elo" aku menyapa nya.  Rasa-rasanya, aku merasa tak memanfaatkan waktu untuk berbincang dengan mu. Entah kapan lagi semesta mempertemukan kita setelah hari ini. Mempertemukan kita benar-benar tanpa sengaja. Mungkin kita jodoh. Hanya kemungkinan, bukan sesuatu yang hebat, bukan? Pertemuan itu. Pertemuan saat itu. Aku senang itu terjadi. Tapi setelah itu apa? Apa pantas aku senang karena itu? Apa benar rasa suka itu?  Sudahlah, barangkali kekaguman ini hanya musiman, sama seperti buah-buahan, hanya menyenangkan saat sudah terlihat dimana-mana, setelah itu dilupakan, sesekali di

Angin, Semesta, Awan, dan Kawan-Kawan

Angin, bawa asa ku. Biarkan mereka berkelana mengarungi deru laju kencang mu. Angin, kedinginan beberapa malam terakhir ini mengakumulasi kerinduan ku yang menggunung, yang entah kapan hendak di daki. Entah siapa yang mendaki Semesta, bisa kah kau tuntun ia kesini? Aku ingin peluknya, peluk hangat nan lembut menyentuh ku hingga relung hati. Aku ingin hadirnya, di sampingku duduk tenang dan nyaman. Awan, teduh ini mendekapku. Mendekap ku penuh keresahan, memeluk segala sunyi. Bintang, teganya kau meninggalkan ku malam ini, tak bisakah kau berbaikan dengan awan? Bulan, mengapa kau tergugup-gugup menemui ku? Menutupi sebagian tubuhmu dengan awan, tak berani menampakkan dirimu? Mengapa? Hujan, kau memang selalu berhasil mencuri segala perhatian ku. Walau sang pelangi tak kunjung datang, tapi rinai mu tak mengalahkan semua kemewahan dan kecantikan tempat ini. Tuhan, ciptaan -Mu ini sungguh menyenangkan. selamat berkelana lagi :D

Amarah (?)

Entahlah, rasanya capek banget. Mungkin itu juga yang membuatku emosiku cepat sekali meningkat. Ya Allah, dosa banget ya saya marah-marah sama orang tua hanya karena di suruh untuk membantu mereka. Sedangkan dengan teman, rasanya biasa saja. Ya Allah, apakah seperti akibat kurang dekatnya dengan orang tua? Ya Allah semua serba mengesalkan, semua serba canggung .. sumber gambar http://www.recoveringgrace.org/media/sad-silhouette.jpg

Malaikat Tak Bersayapku

Tuhan selalu memberikan rahmat-Nya lewat siapa saja. Terlebih orang-orang terdekat.  Kegiatan yang akan kulakukan dalam waktu dekat ini adalah magang di semester akhir perkuliahan D3 ku. Sesuai dengan jurusan, tempat magang yang akan aku tempati adalah Rumah Sakit. Tapi jangan kira aku mahasiswa kedokteran atau perawat ya. Aku nanti yang akan mengatur gaji dan jadwal shift mereka. haha Magang, semua mahasiswa pasti akan merasa deg-deg-an ketika harus dihadapkan dengan kegiatan kuliah yang satu ini, tapi mau tidak mau harus kami  lalui jika menginginkan kelulusan. Kuliah ku hanya D3, jadi magang ini output nya hanya Laporan Magang dan Tugas Akhir, tidak seperti S1 yang membuat skripsi yang lebih ribet (nampaknya). Maka dari itu, aku ketar-ketir menanti datangnya hari itu. Ditambah lagi, hari senin kemarin aku baru saja mengantar surat ke rumah sakit yang akan jadi tempat ku magang, bertemu dengan bagian SDM nya  haaaaa langsung drop ! Beliau j utek banget ~ Nah, di sela-

Siapa orang terdekatmu?

Kau pasti punya orang-orang terdekat yang spesial bukan? Bisa kau sebutkan siapa saja itu? Lalu, bagaimana perasaanmu ketika kau menyadari bahwa kau tak sama sekali menempatkan Ibu mu dalam posisi pertama orang yang paling dekat denganmu? Bahasa simpel nya, "gimana kalo lo ngga ngerasa deket sama nyokap lo?" Kalau aku, rasanya sedih banget. Ketika teman-teman mu bercerita bagaimana manisnya mereka bercengkrama dengan Ibu mereka, bagaimana mereka bersahabat baik dengan Ibu mereka. Hubungan mereka pun tak luput dari pertengkaran, tapi setelah itu kembali ke harmonisan yang manis.  Rasanya asing. Seperti ada tembok yang memisahkan. Entah itu tembok dari Ibu atau dari diriku. Delapan belas tahun hidup seatap, bukan hal yang bisa membuat semuanya jadi sempurna. Begitu pun dengan Umi. Mungkin waktu 2 tahun itu kurang.  Mungkin pembiasaan itu yang salah. Mungkin ketertututpan diriku yang salah. Terlalu banyak kemungkinan.  Sungguh, aku merindukan pelukkan hang