Beruntung sebagian dari diriku punya kewarasan yang memadai. Jika tidak, mungkin keseluruhan hidupku mulai berantakan tak karuan.
Si waras berkata,
"Sudah, buat apa kau berhenti di sini? Kau tahu, kau sudah menghabiskan waktu di setiap hari mu unruk memperjuankannya. Sekarang ingin berhenti hanya karena minder? Dasar bodoh!!! *di keplak* . Kau tahu, Semua hal butuh proses, sayang. Kau tak bisa dengan instan menulis semuanya dengan sangat sempurna. Kau melihat mereka yang jago? Hei, itu karena mereka terbiasa. Kau baru memulainya bukan? Lagi pula, kau juga tak punya ekspektasi untuk yang berlebih bukan? Hmm, kau berekspektasi? Aduh, berarti itu salah mu sendiri. Kau tak terbiasa malah berekspektasi yang aneh-aneh. Sudah, jadikan lah ini semua pengalaman hebat yang pernah kau lakukan. Tak semua menganggapmu remeh kok. Sudah, tetap berusaha yaa. Jangan menyerah sampai disini. Sedikiiit lagi sampai tujuan. Nanti setelah itu makin rajin berlatih. Oke?!"
Setelah si waras berkata seperti itu, aku berusaha menuruti nya. Ya, walau masih sangat ragu untuk melanjutkan. Tapi jika tak mencoba sampai akhir, kau takkan tahu yang akan terjadi kan? Akan lebih banyak peristiwa yang akan aku lewatkan.
Semoga si waras akan tetap tinggal bersama ku disini. Mendampingiku. Memberi pesan dari-Nya untuk tetap berpositif, baik pikiran maupun perasaan. Hudznuzon :)
Wallahu alam ~
Ayo lanjutkan hingga hari terakhir! Tak ada salahnya terus menulis. :)
BalasHapusterima kasih :)
Hapus