Kehadiranmu di awal usiaku yang ke duapuluh empat tahun semacam menjadi salah satu warna cerah yang menyenangkan. Terima kasih untuk memberiku kesempatan untuk bertemu langsung denganmu. Terima kasih untuk memberiku pengalaman lain yang sudah lama tak ku rasakan. Terima kasih, karena mau mencoba untuk mengenalku. Terima kasih sudah membuat ku tertawa. Terima kasih atas kesempatan pertemuan yang kedua. Harapan selalu ada, tak perlu diucap, biar semesta yang bekerja untuk setiap harapaan. Aku hanya ingin menjalani yang skenario yang telah diberikan. Semoga semuanya memang menuntuku kepadamu. Juga semoga menuntunmu padaku.
Tak ada hal yang paling bahagia daripada di kelilingi orang-orang ya baik hatinya. Meski hidup adalah perjuangan, tapi Allah selalu mengirimkan orang-orang baik dalam segala kesulitan. Kehadiran seorang sahabat yang tak pernah pergi sejak dulu adalah salah satu kebahagiaan juga. Aku tak pernah menyangka akan berjalan sampai sejauh ini. Sudah hampir enam bulan aku bekerja di tempat baru. Belum punya teman yang cukup dekat, tapi ada saja orang yang bisa membuatku belajar lebih banyak. Banyak juga kebaikan yang terus mengalir. Sekarang ini aku tak bisa membalas kebaikan mereka dalam bentuk materi yang terlihat, hanya saja aku berdoa agar Allah selalu melindungi dan menyegarkan hati mereka agar tetap berbaik hati. Aku kadang sering menjelma jadi orang yang bodoh karena kebaikan seseorang. Siapapun itu. Tapi ada satu orang yang begitu luar biasa, yang telah melalui berbagai keadaan bersamaku sejak hampir sepuluh tahun yang lalu. Ya, SEPULUH TAHUN. Kami tak pernah berharap seperti ini,