Kamu, sudah berhasil membuatku berhenti mengganggumu. Sama seperti dia yang lebih dahulu melakukannya. Caranya sama-sama kejam, hanya saja kau lebih berani bicara langsung. Aku suka ketegasanmu. Dan aku berterima kasih karena itu..
Aku sering penasaran tentang apa yang ada dalam pikiranmu. Terlebih saat kau tahu soal perasaanku. Bangga kah dirimu? Senangkah? Atau merasa aneh? Aku juga sekaligus bingung pada diriku sendiri. Pria sepertimu, yang masih egois, mengapa harus kepadamu aku tertarik? Tak acuhmu itu.... aku tak mampu berkata-kata.
Tigatahun,bukan waktu yang singkat untuk jadi pengagum rahasia. Tapi terasa singkat untukku. Sampai aku mengingat kembali kapan pertama kali aku mulai penasaran padamu.
Pertemanan, selama 10tahun bukan waktu sebentar untuk saling mengenal. Tapi tak cukup untuk betul-betul mengenalmu dan hidupmu. Sedikit aku tahu tentang beberapa sifatmu. Dan tak aku sangka, mungkin karena kamu adalah orang yang unik dan aku lebih sering bersinggungan dengan orang-orang yang lebih umum sifatnya, aku jadi membuat ekspektasi tinggi terhadapmu. Lalu aku terpukul karena ekspektasi yang tak sesuai. Aku salah langkah.
Aku berhenti.
Aku takkan mengganggumu.
Karena aku yakin, takdirNya takkan pernah salah dan menyengsarakan.
Dalam doa memohon kebahagiaan dan keselamatan, sesekali aku sebutkan namamu diantara nama-nama lain yang berarti dalam hidupku. Bagaimanapun juga kau tetap teman baikku sejak dulu, aku melakukaknnya untukmu sebagai teman.
Aku sering penasaran tentang apa yang ada dalam pikiranmu. Terlebih saat kau tahu soal perasaanku. Bangga kah dirimu? Senangkah? Atau merasa aneh? Aku juga sekaligus bingung pada diriku sendiri. Pria sepertimu, yang masih egois, mengapa harus kepadamu aku tertarik? Tak acuhmu itu.... aku tak mampu berkata-kata.
Tigatahun,bukan waktu yang singkat untuk jadi pengagum rahasia. Tapi terasa singkat untukku. Sampai aku mengingat kembali kapan pertama kali aku mulai penasaran padamu.
Pertemanan, selama 10tahun bukan waktu sebentar untuk saling mengenal. Tapi tak cukup untuk betul-betul mengenalmu dan hidupmu. Sedikit aku tahu tentang beberapa sifatmu. Dan tak aku sangka, mungkin karena kamu adalah orang yang unik dan aku lebih sering bersinggungan dengan orang-orang yang lebih umum sifatnya, aku jadi membuat ekspektasi tinggi terhadapmu. Lalu aku terpukul karena ekspektasi yang tak sesuai. Aku salah langkah.
Aku berhenti.
Aku takkan mengganggumu.
Karena aku yakin, takdirNya takkan pernah salah dan menyengsarakan.
Dalam doa memohon kebahagiaan dan keselamatan, sesekali aku sebutkan namamu diantara nama-nama lain yang berarti dalam hidupku. Bagaimanapun juga kau tetap teman baikku sejak dulu, aku melakukaknnya untukmu sebagai teman.
Komentar
Posting Komentar