Langsung ke konten utama

Nikah Muda

sore tadi grup chatting dari teman-teman SMP gempar dengan satu berita. kami dikirimi undangan pernikahan salah satu teman sekelas kami. meski bukan undangan yang pertama dari teman-temanku, ada yang spesial dari undangan ini. selama ini aku diundang oleh teman-teman wanita yang hendak melangsungkan pernikahan, kali ini teman ku yang mengundang adalah seorang laki-laki. kaget bukan kepalang.

sesungguhnya aku ikut berbahagia dengan pernikahan ini, namun mengingat umur temanku yang sepantaran denganku, itu yang membuatku terksima. di umur 23 tahun ini, seorang pria muda berani meminang seorang gadis yang (sepertinya) juga seumuran.

karena ingin menyebarkan kebahagiaan ini kepada teman-teman yang lain, aku meminta ijin pada yang punya hajat untuk menyebarkan video undangan. ia mengijinkan. percakapan kami berlanjut sampai obrolan saling menanyakan kabar masing-masing juga tentang kesibukan masing-masing. lalu pada akhirnya aku bertanya apa membuatnya yakin untuk melangsungkan pernikahan ini, berikut jawabannya...

"Hadist Rasul, janji Allah."
"Maksud gue, lewat apa diyakinkannya?"
"lewat agama dan akhlak perempuannya (lalu memberi emot senyum manis)."

Allah emang memilihkan pasangan yang memang sepadan dengan diri kita, makanya benar kata para ulama kalau mau dapat jodoh yang baik, perbaiki diri dulu, jangan sekedar hanya menunggu, pantaskan diri agar dipertemukan dengan jodoh yang terbaik.

sayang sekali acaranya dilangsungkan di sidoarjo, jawa timur. banyak dari kami yang tidak bisa mampir kesana. jadi kami hanya menitipkan doa-doa untuk yang terbaik untuk kelancaran dan kebahagiaan kedua calon mempelai nanti. temanku berjanji akan ada acara download mantu (re: unduh mantu) di jakarta, mungkin di kediaman orang tua temanku ini. yah, doakan saja yang terbaik dan semoga rangkaian acaranya nanti berjalan dengan lancar sesuai rencana. 

super sekali sih memang sore ini, dapat kabar membahagiakan ini. lagi-lagi belajar untuk mejadi lebih baik demi masa depan yang baik juga. tentu jodoh yang terbaik juga.
jadi siapa lagi yang sudah siap nikah muda?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Bima

Teruntuk, Bima Amartha Putra   Selalu saja keadaan buruk seperti ini yang memaksaku untuk ingat masa lalu. Yang aku ingat, kau suka bernyanyi. Sama sepertiku. Hanya saja kemampuan dan keberanianmu lebih besar ketimbang aku. Dengan gitar kau berdendang tanpa ragu. Aku hanya ikut bersenandung “hmm”. Sepengingatanku, kau pernah jadi pacar temanku. Hubungan yang berlangsung cukup lama dan banyak hal yang terjadi antara kau dan temanku. Putus-nyambung, selalu jadi bumbu. Kau adalah salah satu sahabat dari orang yang pernah cukup dekat dengan ku (sebut saja “mantanku”). Kau mengenalnya lebih dulu daripada aku. Mungkin sebab itu juga kita bisa berteman. Yang aku pernah ingat, tak jarang kita semua bermain di luar jam sekolah. Hanya sekedar nongkrong ala anak abg. Sesekali mengabadikannya lewat foto-foto yang jika dilihat sekarang akan membuat kita berkata, “iuuuuhhh, ini kita dulu?” Kini kau sedang berjuang. Aku tahu kau sedang berjuang. Aku tak pernah cukup dekat unt...

Pergi ke Makassar

Negara seribu pulau adalah salah satu sebutan untuk Indonesia. Memang, karena saking banyaknya pulau yang dimiliki oleh Indonesia. Banyak turis datang untuk berkeliling dan mencari surga-surga tersembunyi di pulau-pulau kecil negara ini. Aku iri. Aku sebagai orang Indonesia justru belum punya kesempatan untuk berkeliling di negeri sendiri. Awal tahun ini, aku bertemu dengan sahabatku, membicarakan impian-impian yang ingin kami capai. Ohya, teman yang satu ini adalah salah satu teman yang selalu memberikan aku semangat untuk terus bermimpi. Bermimpi setinggi-tingginya. Selanjutnya aku melanjutkan perjuangan-perjuangan yang memang harus aku lalui, kadang tak setangguh saat aku memimpikannya. Aku rasa  seringkali aku kurang memaksakan diri untuk hal-hal baik. Semoga belum terlambat untuk mengejar mimpi-mimpi itu. Percakapan semakin seru saat kami membicarakan penulis  dan penyair favorit kami, Aan  Mansyur. Ia berdomisili di bagian timur negara ini, tepatnya di Kota...

Umi..

Ku lihat Wanita paruh baya, sedang bersimpuh di hadapan-Mu. Meminta dengan khusyuk.  Ku lihat wajah sendu, dengan senyum tipis terkembang .  Umi, itulah panggilannya. Panggilan seorang untuk seorang ibu. Ibu yang rela berpisah dengan anak bungsunya demi membantu sepupu dari suaminya, bukan keluarga kandungnya.  Seorang istri yang setia, siap sedia menemani sang suami hingga akhir. Merawat, menemani. "Nining, jangan main-main keluar.", pinta Bapak saat itu. Dengan senang hati, Umi menyanggupinya. Istri yang selalu menyanggupi keinginan suaminya. "ning, saya mau sop daging bening." walau harus berjalan, dilakukan oleh Umi. Aku tak pernah mengerti cinta sejati, tapi cinta yang tulus bisa kulihat dari ibu kandung ku yang baru ku kenal baik beberapa bulan terakhir ini.  Umi, semoga uji bisa menjadi istri dan ibu seperti Umi kelak..