Langsung ke konten utama

hai, apa kabar?

setelah sekitar dua bulan nggak menulis, malam ini aku sempatkan menulis. yah, walaupun aku tak tahu juga apa yang ingin aku tulis. hmm, baiklah, aku akan menceritakan beberapa hal yang terjadi selama dua bulan terakhir dan mungkin beberapa rencana yang ingin aku lakukan untuk kedepan.

setelah tanggal 18 Mei 2014, aku masih bekerja di tempat yang sama. meski hanya honorer, rasanya cukup senang dengan keadaan di sana. tapi aku berniat untuk mencari pekerjaan lain yang lebih menjanjikan. yah, pelan-pelan. syukur-syukur tempat kerjaku membutuhkan tenaga untuk diangkat sebagai karyawan tetap. tapi jika boleh memilih, aku ingin mencoba tempat lain di luar lingkup kesehatan.

kabar selanjutnya datang dari temanku di negeri orang sana. ia tak jadi pulang tahun ini. bukan, bukan karena kepincut gadis disana, tugas-tugas masih menunggunya. dan tak disangka, juniorku saat di SMA ternyata bertemu dengannya disana. sama sepertinya yang sedang melanjutkan studi.

aku memutuskan untuk kembali belajar formal. aku mendaftar kuliah ke universitas terbuka (UT) bulan juli kemarin. meski hanya UT, paling tidak otakku tak menjadi tumpul karena sudah jarang dipakai berpikir. aku tak ingin karena gengsi, aku mengorbankan melanjutkan S1 ku. aku sadar betul untuk kuliah di almamaterku dulu, yang notabene termasuk PTN keren, memerlukan biaya yang tidak sedikit dan kebetulan gajiku pun tak mampu ku pertaruhkan disana. alasan kedua, karena masalah cara belajar. dengan kondisi saat ini, aku tak yakin mampun melakukan kuliah yang harus hadir dalam kelas setiap pulang kerja, pulang larut malam. dan almamaterku dulu memerlukan kehadiran dalam kelas. jadi ku mantapkan hati untuk mengambil Jurusan Sastra Inggris, bidang peminatan penerjemahan. sepelekah untukmu yang membaca? yaah, kau bisa bilang apa saja tentang pilihanku, tapi aku telah memilihnya.
dan alasan lain mengapa aku memutuskan untuk kuliah kembali, adalah atasan ku langsung yang ada di tempat kerja. ia selalu mendorong aku untuk jadi lebih baik, termasuk dengan kuliah ini. beliau berharap aku takkan terus-terusan jadi pelaksana dan sebisa mungkin duduk di bagian manajerial. dukungan dari atasan sangat-sangat mendorong semangatku.


hanya itu yang aku ingat untuk ku ceritakan kali ini. aku sudah mengantuk dan besok pagi, aktivitas rutin kembali menanti. jadi kusudahi dulu ocehan ini. tak penting sih, hanya saja, aku rindu menulis.....

selamat malam..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping...

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di p...

Pantulan Kaca Jendela

semerbak wangi kerinduan tercium dari sepoi angin malam ini.  ditemani rintik lembut sang hujan yang sedikit demi sedikit memenuhi kaca, aku duduk di dalam bus yang melaju kencang.  sambil merasakan derai angin yang menerpa wajah, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang lalu-lalang memenuhi pemandanganku.  pantulan kaca jendela menggambarkan lengkung wajahmu.  hmm, aku sedang melamun. buktinya? pantulan dari kaca itu adalah buktinya. gambar diambil dari http ://www.123rf.com/photo_8412613_raindrops-over-window-glass-closeup-blurred-night-background-with-coloured-lights.html