Langsung ke konten utama

Dirgahayu Indonesia ke 69 tahun

"Indonesia raya
merdeka, merdeka
tanahku, negeriku yang ku cinta
Indonesia raya
merdeka, merdeka
hiduplah indonesia raya..."

sudah enam puluh sembilan tahun negeri ini bebas dari penjajahan negara lain. merdeka dari penyiksaan dan perbudakan bangsa lain. bangkit dari segala keterpurukan dan kelamnya masa penjajahan. Upacara formal yang dilakukan setiap peringatannya selalu membawaku ke masa-masa sekolah dulu. kini umurku sudah hampir dua puluh dua, sudah tak wajib lagi melakukan upacara dilapangan. jadi hari ini aku memutuskan untuk menyaksikan upacara kemerdekaan lewat televisi. ya, upacara di istana negara.

bagian yang paling kusukai adalah saat sang pengibar bendera jalan memasuki lapangan upacara. baris-berbaris dengan rapi, langkah yang seirama yang menggetarkan. alunan musik instrumental yang menggugah semangat..

ada hal yang kusesali hingga kini. oke, ini bukan soal negeri ini, ini soal diriku. baru kini benar-benar sadar bahwa semua yang kusesalkan adalah hal-hal yang tidak aku lakukan di waktu dulu. Ibuku sudah memberi kesempatan saat itu, mendaftarkanku untuk ikut dalam sanggar. aku sempat ikut beberapa minggu disana. aku senang. menyanyi, menari, drama, tapi entah mengapa itu sangat melelahkan, hingga akhirnya ibu tak tega dan memutuskan untuk memberhentikan keikutsertaanku di sanggar itu. pada saat itu aku senang-senang saja, karena dengan terhapusnya salah satu kegiatanku artinya lebih banyak waktu untuk bermain. ya, hanya untuk bermain. ibuku sebenarnya kecewa juga, tapi melihatku tak tega dan mau bilang apa lagi, ibuku merasa tak punya kuasa untuk memaksaku.

baru tadi aku benar-benar merasakan penyesalan. melihat partisipan yang ikut dalam upacara kemerdekaan di istana negara. mereka menyanyi, memaikan alat musik. sungguh, aku ingin berada disana, jadi salah satu dari mereka. tak perlu jadi yang paling menonjol, ikut bernyanyi bersamaa atau mampu memaikan salah satu alat musik pun sudah cukup. cengeng memang, tapi aku sampai menitikan air mata. 

aku masih punya impian untuk mempelajari soal musik. hingga sekarang aku masih ingin. tapi apa masih bisa? apa masih sempat? apa tidak terlalu terlambat? 

pesanku kawan, jangan pernah melewatkan semua kesempatan yang ada di depan mata. karena penyesalan itu menyedihkan....


semoga negara ini juga tak sering-sering merasakan penyesalan. kini waktunya kita bergerak maju ke depan tanpa ragu. raih mimpi-mimpi lagi, mimpi baru maupun mimpi yang tertunda...

DIRGAHAYU INDONESIA


satu sore sebelum ulang tahun Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping...

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di p...

Pantulan Kaca Jendela

semerbak wangi kerinduan tercium dari sepoi angin malam ini.  ditemani rintik lembut sang hujan yang sedikit demi sedikit memenuhi kaca, aku duduk di dalam bus yang melaju kencang.  sambil merasakan derai angin yang menerpa wajah, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang lalu-lalang memenuhi pemandanganku.  pantulan kaca jendela menggambarkan lengkung wajahmu.  hmm, aku sedang melamun. buktinya? pantulan dari kaca itu adalah buktinya. gambar diambil dari http ://www.123rf.com/photo_8412613_raindrops-over-window-glass-closeup-blurred-night-background-with-coloured-lights.html