Langsung ke konten utama

Cerita dari Soundcloud

Minggu sore ini datang dengan menyambut Senin yang datang tak seperti biasanya. Banyak hal terbesit akhir-akhir ini. Sayangnya, tak semua bisa ku tulis.

Baiklah, sebenarnya, sore ini aku ingin mengungkapkan sedikit gangguan-gangguan yang terjadi di otakku beberapa menit yang lalu. Jadi begini, sejak beberapa jam yang lalu aku memutuskan untuk membuka laptop untuk sekedar membuka jejaring sosial yang bisa saja ku buka lewat telepon genggamku. Tapi semacam rindu, aku putuskan untuk menyentuh si kesayangan, si Laptop Hitam pemberian kakak sepupuku yang superduper baiknya sekaligus super banyak duitnya *eh. 

Koneksi internet yang biasanya jadi kendala yang cukup membuatku mengatakan, "I'M DONE WITH YOU!" pada si Hitam. Tapi kali ini aku coba untuk sedikit bersabar. Aku memutuskan untuk membuka Soundcloud terlebih dahulu, niatnya sih mau buka twitter dan tumblr, tapi ternyata aku kepincut suara-suara yang menghantu. Entah bagaimana, tiba-tiba saja saya menemukan account milik artis konyol, Gilang Dirga. Aku tahu memang orang ini banyak banyolnya ketimbang serius. Tapi aku akui, suaranya saat bernyanyi......... ah entah lah, bagaimana sebutannya, yang pasti buatku dia pantas jadi penyanyi. Lagu ciptaannya pun tak kalah bagus. Yaaa meskipun sebagian besar lagu yang dibawakan adalah bertema parody atau banyolan, tapi aku cukup jatuh cinta dengan suaranya. Kalau dia mau jadi pacar aku, aku mau kok hihihi

Yang ke dua, aku iseng buka following nya Gilang Dirga. Tak banyak yang ku kenal. Ada beberapa orang penyanyi jebolan kontes pencarian bakat, yang lainnya mungkin memang artis Soundcloud atau teman-teman dari Gilang Dirga. Setelah itu aku mengamati, siapa yah yang kiranya bagus untuk dengarkan. Untuk memudahkan dalam memilih aku melihat jumlah followers account-account yang ada. Akhirnya aku memilih untuk membuka account DinoBT. Buatku nama itu asing (mungkin buat kalian itu nama yang terkenal atau bagaimana), maklum aku newbie soal bermain Soundcloud. Setelah mendengarkan beberapa lagu (iya, hanya beberapa, karena ia mengupload banyak sekali lagu), ternyata tersisip lagu yang diperuntukkan untuk seorang wanita. Nama wanita itu benar-benar nyata disebutkan, juga beberapa lagu lainnya dinyanyikan bersama wanita itu (menurut judulnya sih). Iseng mengulik, aku dapat kesimpulan dari comment yang ditinggalkan, itu adalah pacarnya. Ya, pacarnya. Terlalu random memang, tapi entah kenapa buatku itu manis. 

Yah, kau boleh anggap aku aneh. Aku memang aneh, terlalu sering mengandai hal-hal romantis, tapi tak kunjung dilakukan di dunia nyata. Ya memang, aku harus melakukannya dengan siapa? Satu-satunya yang bisa ku elus-elus hanya kucing peliharaan dan gulingku (bahkan adikku tak pernah ku masukkan dalam hitungan. Dia menyebalkan, karena tak pernah meminjamkan smartphone nya). Kembali lagi. Kesimpulan dari dua pembahasan ini adalah "Aku pingin punya pacar bersuara merdu dan bisa bermain alat musik. Tak lupa juga yang pandai mengaji.."


Setelah itu aku iseng membuka account Soundcloud penyair favoritku. Penyair yang berdomisili di Makassar, yang puisinya atau cerpennya selalu membuat hati dan mata meleleh-leleh. Ya, Aan Mansyur, atau yang lebih kau kenal dengan account twitter @hurufkecil . Pada satu titik aku menemukan puisi yang ditulisnya di buku "Sudahkah Kau Memeluk Dirimu Hari Ini". Ku dengarkan puisi syahdu itu. Hatiku sungguh meleleh, ia seolah bercerita tentang dahsyatnya pelukkan. Dalam hati aku hanya bisa ber-"Aaaaahhhhh sweeeeeetttttt......." . Setelah itu, puisi selanjutnya yang ku dengarkan berjudul "Kepada Cucu Seseorang yang Menolak Aku Menjadi Menantu". Meski tak berderai air mata, tapi puisi ini indahnyaaa bukan main. Begini bunyinya .....

aku menulis puisi sebab waktu kanak-kanak aku ingin menjadi seorang astronot—dan tidak mau guru dan teman-temanku tertawa sekali lagi karena ibuku janda penjual tomat. aku menulis puisi agar mereka tahu anak penjual tomat juga boleh menyimpan cita-citanya di bulan, di langit, atau di tempat yang jauh lebih tinggi.
aku menulis puisi sebab aku tidak mau menyakiti hati ibuku dengan kata-kata saat aku tidak mampu menjadi anak lelaki yang kuat mengangkat cangkul karena penyakit yang lahir bersama jantungku. aku menulis puisi agar ibuku mau tersenyum ketika lelah pulang dari pasar dan tidak ada tomatnya yang laku.
aku menulis puisi sebab aku ingin mengungkapkan kepada teman-temanku aku tak mampu beli sepatu dan baju model terbaru. aku tak mampu mengajak gadis-gadis yang aku suka ketawa bersama di kantin sekolah atau kafe bagus. aku menulis puisi agar mereka tahu kata-kata telah membuat aku tak bunuh diri karena setiap hari mendengar mereka menertawai aku di sekolah.
aku menulis puisi sebab aku berharap bisa jadi suami yang tak mampu meneriakkan kalimat kasar kepada istri dan anak-anaknya. waktu kecil, aku menangis saat ayah membentak aku dan ibuku. aku senang mendengar musik tapi bahkan main gitar aku tak tahu. aku menulis puisi agar orang-orang tahu kata-kata adalah pedang yang bisa dilipat menjadi perahu dan pesawat mainan juga bunga untuk ruang keluarga.
aku menulis puisi sejak masih kecil seperti kamu, bukan untuk menjadi penyair. aku ingin jadi astronot, seorang yang mampu ke tempat tertinggi di mana pernah dia menyimpan mimpinya. aku menulis puisi ini untukmu di jendela, sambil berpandangan dengan bulan, agar kamu tahu aku gagal dalam banyak hal di hidupku—termasuk menjadi suami ibumu.
aku menulis puisi ini agar kamu tahu bahwa kehidupan, bagaimana pun kejamnya, selalu indah untuk dituliskan menjadi puisi.

Bagaimana menurutmu? Jika aku ingin hiperbola, rasanya aku berdarah-darah mendengarkannya..
Nah, kesimpulan selanjutnya, aku ingin sekali punya kekasih penyair seperti Aan Mansyur. Melihat tulisannya aku selalu merasa telah mengenalnya sejak lama (ah mungkin aku yang sok kenal, atau yang terlalu ingin kenal dengannya). Tetapi sungguh, aku terharu saat Aan Mansyur menulis tentang ibunya. Tergambar, ia adalah seorang anak yang sungguh sangat mencintai ibunya. Sedangkan saat ia menuliskan tentang cinta, rasanya selalu jatuh cinta padanya. Penggunaan kata-kata yang manis tak dilebih-lebihkan. Ah, aku jatuh cinta pada penyair.... Tapi sepengetahuanku, ia belum lagi punya kekasih. Sudah sini denganku saja.... (ah centil sekali...)

Jadi intinya, sore ini aku bercita-cita punya pacar, atau mungkin suami kelak, yang memiliki suara merdu saat bernyanyi, mampu memainkan alat musik, dan juga pandai berpuisi yang tulus. Ahh, tak lupa juga, yang PANDAI MENGAJI dan SOLEH! Itu penting!

Dan pada akhirnya aku berusaha untuk menuliskannya disini, sebelum melanjutkan untuk membuka jejaring sosial yang lainnya.

Nah, mungkin kau telah bosan dengan semua celotehku yang tak ada juntrungannya. Sebelum kau muntah, lebih baik kusudahi. Terima kasih sudah mau membaca sampai habis. Selamat sore





**yang mau dengar Soundcloud-nya Aan Mansyur, ini link nya yaa
https://soundcloud.com/hurufkecil/kepada-cucu-seorang-yang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di padang rumput s

Pantulan Kaca Jendela

semerbak wangi kerinduan tercium dari sepoi angin malam ini.  ditemani rintik lembut sang hujan yang sedikit demi sedikit memenuhi kaca, aku duduk di dalam bus yang melaju kencang.  sambil merasakan derai angin yang menerpa wajah, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang lalu-lalang memenuhi pemandanganku.  pantulan kaca jendela menggambarkan lengkung wajahmu.  hmm, aku sedang melamun. buktinya? pantulan dari kaca itu adalah buktinya. gambar diambil dari http ://www.123rf.com/photo_8412613_raindrops-over-window-glass-closeup-blurred-night-background-with-coloured-lights.html