7 Agustus 2013
8 Agustus 2013
Hujan senantiasa mengguyur malam ini. Menari-nari seraya bergembira menyambut riuh takbir. Aku sambil ikut melantunkan dengan lirih sambil berbaring, membayangkan segala berkah hingga kini. Lalu, tertidur....
8 Agustus 2013
Gema takbir masih menggema. Sepagi ini semua rumah riuh. Semua bersiap menuju tempat-tempat ramai untuk melaksanakan ibadah di hari kemenangan. Sisa-sisa air hujan masih membekas di jalan-jalan. Bercampur dengan embun wangi basah yang menyejukkan pagi ini. Bahkan sejuk berkah hari ini di rasakan juga oleh mereka di bawah gundukkan tanah yang membubung. Taburan bunga semerbak menyerbu, mengingatkan pada kematian yang tak terelakkan.
di sini, di tempatmu bersemayam, di depanmu, aku mohonkan segala doa selamat untukmu. aku haturkan syukur karena hujan semalam membuatmu sejuk di pagi ini. di depan tempatmu bersemayam, aku teteskan airmata. semua karena penyesalanku karena jarang bertemu denganmu. tak sempat melihatmu berbaring nyaman di tempatmu kini. yang kulihat hanya gundukan tanah dengan taburan bunga dan ditemani kokohnya pohon kamboja yang tak juga berbunga..
selamat hari kemenangan. maafkan segala kesalahan yang ku perbuat saat aku tak mengenalmu. maafkan aku yang tak sempat merayakan kesenangan-kesenangan bersamamu. maafkan aku yang masih belum memberimu apapun yang membuatmu bangga.
doa selamat, untukmu, selalu..
~F
Komentar
Posting Komentar