Langsung ke konten utama

Senja Ku Hilang

Dia gadis manis, dengan perangai lembut yang selalu saja terkesima dengan indahnya senja. Hari istimewanya merupakan hari dimana senja bersahabat dengan sisa-sisa rintik hujan. Selalu saja dia membeku saat menemukan senja indah, dimanapun itu. Di perjalanan pulang, dia akan turun sejenak dari kendaraan untuk menemani senja hingga tenggelam. Sedang asyik mengobrol, dia dengan sopan akan undur diri atau mengajak lawan bicaranya untuk menikmati bersama dengan penuh kehidmatan, penuh kesunyian dalam senyuman bahagianya. 

***

Indahnya senja, lukisan Tuhan. Langit dengan semburat merah dan jingga, kadang berwarna kuning seperti kunyit jika bersamaan dengan tangis langit yang berhenti. "Apa yang membuatmu menyukai senja?" Jika mereka menanyakan hal itu aku tak yakin akan memuaskan mereka dengan jawabanku. Aku takkan diterima kerja di perusahaan ini jika pertanyaan tersebut dijadikan pertanyaan yang sangat menentukan dalam proses wawancara. Aku hanya bisa bilang, "Aku menyukainya dan aku senang menikmatinya. Indah."

***

Saat itu lantai paling atas gedung kantor kami adalah tempat paling pas menemukan senja yang sangat dikaguminya. Aku berhasil membuatnya mengalihkan matanya dari senja. 

"Velita, aku ingin menjadi senja yang indah untukmu. Senja yang selalu mengiringi langkah-langkah kecilmu. Senja yang tak pernah tenggelam saat malam datang.. Velita, maukah kamu jadi teman hidupku? Teman untuk berbagi senja setiap harinya, di setiap detiknya?"
***

Senjaku hari itu hilang bersama kalimat manis Darma. Tapi kutemukan senja-senja syahdu berikutnya. Bersamaan dengan ku rasakan rengkuhan hangat dan genggaman erat tangan Darma. 

Komentar

  1. si perempuan senja ahahaha~ kana juga mau dong dicariin pendamping senja :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. hohoho nih *sodorin foto matahari tenggelam di pantai*

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping...

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di p...

Pantulan Kaca Jendela

semerbak wangi kerinduan tercium dari sepoi angin malam ini.  ditemani rintik lembut sang hujan yang sedikit demi sedikit memenuhi kaca, aku duduk di dalam bus yang melaju kencang.  sambil merasakan derai angin yang menerpa wajah, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang lalu-lalang memenuhi pemandanganku.  pantulan kaca jendela menggambarkan lengkung wajahmu.  hmm, aku sedang melamun. buktinya? pantulan dari kaca itu adalah buktinya. gambar diambil dari http ://www.123rf.com/photo_8412613_raindrops-over-window-glass-closeup-blurred-night-background-with-coloured-lights.html