Dia gadis manis, dengan perangai lembut yang selalu saja terkesima dengan indahnya senja. Hari istimewanya merupakan hari dimana senja bersahabat dengan sisa-sisa rintik hujan. Selalu saja dia membeku saat menemukan senja indah, dimanapun itu. Di perjalanan pulang, dia akan turun sejenak dari kendaraan untuk menemani senja hingga tenggelam. Sedang asyik mengobrol, dia dengan sopan akan undur diri atau mengajak lawan bicaranya untuk menikmati bersama dengan penuh kehidmatan, penuh kesunyian dalam senyuman bahagianya.
***
Indahnya senja, lukisan Tuhan. Langit dengan semburat merah dan jingga, kadang berwarna kuning seperti kunyit jika bersamaan dengan tangis langit yang berhenti. "Apa yang membuatmu menyukai senja?" Jika mereka menanyakan hal itu aku tak yakin akan memuaskan mereka dengan jawabanku. Aku takkan diterima kerja di perusahaan ini jika pertanyaan tersebut dijadikan pertanyaan yang sangat menentukan dalam proses wawancara. Aku hanya bisa bilang, "Aku menyukainya dan aku senang menikmatinya. Indah."
***
Saat itu lantai paling atas gedung kantor kami adalah tempat paling pas menemukan senja yang sangat dikaguminya. Aku berhasil membuatnya mengalihkan matanya dari senja.
"Velita, aku ingin menjadi senja yang indah untukmu. Senja yang selalu mengiringi langkah-langkah kecilmu. Senja yang tak pernah tenggelam saat malam datang.. Velita, maukah kamu jadi teman hidupku? Teman untuk berbagi senja setiap harinya, di setiap detiknya?"
***
Senjaku hari itu hilang bersama kalimat manis Darma. Tapi kutemukan senja-senja syahdu berikutnya. Bersamaan dengan ku rasakan rengkuhan hangat dan genggaman erat tangan Darma.
si perempuan senja ahahaha~ kana juga mau dong dicariin pendamping senja :3
BalasHapushohoho nih *sodorin foto matahari tenggelam di pantai*
Hapus