Langsung ke konten utama

Anak Lelaki, Kebanggan Ibu dan Bapak

Teruntuk Adhi,
Adikku tersayang, adikku yang paling pintar...

Aku tahu, kamu adalah anak baik yang selalu memiliki kemampuan cemerlang. Walaupun kamu masih belum sadar kekuatan terbesarmu. Aku selalu percaya kamu adalah anak yang punya otak yang cemerlang dan selalu  mengerti apa yang dibicarakan setiap orang, bahkan saat terlelap.

Sejak kamu kecil, aku selalu percaya bahwa kamu akan tumbuh menjadi anak yang penurut dan jujur. Sejak dalam kandungan, ibu selalu membacakan surat-surat Al-Qur'an untuk kesehatan juga sebagai pengharapan tentang kepribadianmu yang baik dikemudian hari. Sejak kecil, kamu bukan tipe bayi rewel yang sering menangis seperti kebanyakan bayi. Kehadiranmu di rumah menjadi hal yang menenangkan.

Sejak dulu, Ibu selalu berkeinginan untuk merawatmu dengan tangannya sendiri, dan pada akhirnya itulah salah satu penyebab beliau keluar dari tempat kerjanya sebelum waktunya pensiun. Kehadiranmu dalam keluarga ini selalu dinanti-nantikan. Anak lelaki yang diharapkan jadi jagoan yang tidak sok jago. 

Kamu tahu, Ibu dan Bapak selalu saja memikirkan kepentinganmu. Sayang mereka tak punya cukup uang untuk memberikan mu seluruh yang kau inginkan. Tapi kamu harus sadar, kamu selalu dilingkupi rasa kasih dan sayang meskipun dari cara yang cukup keras. Apa kamu sadar? Ibu dan Bapak tak pernah berlama-lama kalau sedang marah denganmu. Sadarkah kamu? Tak pernah sedetikpun Ibu dan Bapak berhenti memperhatikanmu, menanyakan sekolahmu, mendengarkan ceritamu, bersenda gurau denganmu, selalu berusaha sebisa mungkin menyediakan apapun yang kau butuhkan. Tak sadarkah kau?

Aku memang tak mampu menjabarkan segala kebaikan yang diberikan oleh Ibu dan Bapak kepada kamu, tapi seiring berjalannya waktu dan bertambah dewasanya pemikiranmu, kamu akan mulai mengerti apa yang aku maksudkan. Apa yang Ibu dan Bapak maksudkan dari kemarahan dan omelan selama ini. Kau akan sadar berapa beruntungnya kau memiliki mereka. 


Aku sadar, Ibu, Bapak, dan aku memang belum cukup memberikan contoh yang baik. Tapi kami berharap kamu bisa belajar dari situ. Kamu bisa belajar untuk lebih baik dari kami. Maaf, aku sungguh minta maaf karena sampai detik ini aku masih belum bisa menjadi kakak yang baik untuk kamu. Aku masih belum bisa memberikan contoh yang teladan untuk kau ikuti. Aku masih terlalu sering membentakmu saat aku sedang lelah. Maafkan aku. 


Aku masih percaya, jiwa anak sholeh masih ada di dalam dirimu. Aku masih percaya kamu akan menjadi kebanggaan kami semua, bagaimana pun caranya. Dan selamanya, kamu tetap kebanggaan kami. Anak lelaki kebanggaan Ibu dan Bapak. 


Tertanda, 
Teteh yang selalu menyayangimu
Uji

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping...

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di p...

Pantulan Kaca Jendela

semerbak wangi kerinduan tercium dari sepoi angin malam ini.  ditemani rintik lembut sang hujan yang sedikit demi sedikit memenuhi kaca, aku duduk di dalam bus yang melaju kencang.  sambil merasakan derai angin yang menerpa wajah, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang lalu-lalang memenuhi pemandanganku.  pantulan kaca jendela menggambarkan lengkung wajahmu.  hmm, aku sedang melamun. buktinya? pantulan dari kaca itu adalah buktinya. gambar diambil dari http ://www.123rf.com/photo_8412613_raindrops-over-window-glass-closeup-blurred-night-background-with-coloured-lights.html