Langsung ke konten utama
Kebanyakan orang senang sekali mengurusi urusan orang lain, termasuk aku, pengen tahu aja urusan orang lain. Keuntungannya? Ya, dapat informasi, tapi toh nggak ada urusannya sama hidupku. Heuh, kadang yang begini juga yang suka membuat kita merasa kecil, merasa iri. Ahhh, atau hanya aku saja yang merasakannya ya?

Mengetahui kegiatan orang lain, kesenangan orang lain, kalau kesenangan itu memang sudah pernah ku rasakan aku bisa saja dengan santai menerimanya. Tapi akan menjadi cobaan apabila hal yang aku ketahui lebih hebat dibandingkan kepemilikan atau pengalamanku. Memang jeleknya aku adalah suka iri, walau lebih sering aku tak menyadari dan yang parahnya tak ingin aku akui. Oh Tuhan jelek sekali tabiat hambaMu ini. -.-

Tapi disisi lain, setelah itu, aku selalu mencari hal-hal untuk ku syukuri. Sebisa mungkin aku mengingat apa saja yang perlu aku syukuri. Berusaha sebisa mungkin untuk menghindari keluhan yang keluar dari hati (karena aku lebih senang diam saat bergelut dengan hatiku). 

Hmm, aku sering berjanji dengan diri sendiri untuk berhenti mengurusi urusan orang lain, berhenti ingin tahu urusan orang lain, tapi aku masih saja suka melanggarnya. Aku harus benar-benar menulisnya di kertas yang ku simpan baik-baik dan tak boleh aku buka sampai bertahun-tahun. Itu satu-satunya cara berjanji yang biasanya aku tepati.

ah iya, aku juga harus berjanji, segala macam informasi yang kudapatkan harus bisa menjadi pemicu atau pembakar semangatku untuk jadi lebih lebih dan leeeeebiiiih baik lagi, bukan untuk menjadi minder!

Yuk kita semangaat :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Bima

Teruntuk, Bima Amartha Putra   Selalu saja keadaan buruk seperti ini yang memaksaku untuk ingat masa lalu. Yang aku ingat, kau suka bernyanyi. Sama sepertiku. Hanya saja kemampuan dan keberanianmu lebih besar ketimbang aku. Dengan gitar kau berdendang tanpa ragu. Aku hanya ikut bersenandung “hmm”. Sepengingatanku, kau pernah jadi pacar temanku. Hubungan yang berlangsung cukup lama dan banyak hal yang terjadi antara kau dan temanku. Putus-nyambung, selalu jadi bumbu. Kau adalah salah satu sahabat dari orang yang pernah cukup dekat dengan ku (sebut saja “mantanku”). Kau mengenalnya lebih dulu daripada aku. Mungkin sebab itu juga kita bisa berteman. Yang aku pernah ingat, tak jarang kita semua bermain di luar jam sekolah. Hanya sekedar nongkrong ala anak abg. Sesekali mengabadikannya lewat foto-foto yang jika dilihat sekarang akan membuat kita berkata, “iuuuuhhh, ini kita dulu?” Kini kau sedang berjuang. Aku tahu kau sedang berjuang. Aku tak pernah cukup dekat unt...

Pertemuan (lagi)...

kembali kau bersenda gurau riang. kembali saling mencela. ah betapa senangnya aku melihat wujudmu kembali, setelah hampir sebulan atau dua bulan tak saling jumpa. bahkan, aku memberimu sesuap kue penuh krim itu. hingga mulutmu belepotan oleh krim putih.. rambutmu sudah rapi. terlihat seperti Elvis Presley hihi. sedari sore hari aku harap-harap cemas, apakah benar-benar akan bertemu dengan mu. tapi kau di situ. memang bukan menungguku, tapi kau di situ. tertawa, bergurau, mengeluarkan celoteh-celoteh jenaka yang konyol, bodoh. tapi aku suka :) ah, senang, kau masih seperti biasanya. riang - gembira, penuh kelakar tak berujung. tetap wangi seperti biasanya. tetap rapi seperti biasanya ... semoga waktu bisa mempertemukan kau dan aku kembali yaa.. ceritamu belum lengkap, tuh... selamat malam, Double R

Pergi ke Makassar

Negara seribu pulau adalah salah satu sebutan untuk Indonesia. Memang, karena saking banyaknya pulau yang dimiliki oleh Indonesia. Banyak turis datang untuk berkeliling dan mencari surga-surga tersembunyi di pulau-pulau kecil negara ini. Aku iri. Aku sebagai orang Indonesia justru belum punya kesempatan untuk berkeliling di negeri sendiri. Awal tahun ini, aku bertemu dengan sahabatku, membicarakan impian-impian yang ingin kami capai. Ohya, teman yang satu ini adalah salah satu teman yang selalu memberikan aku semangat untuk terus bermimpi. Bermimpi setinggi-tingginya. Selanjutnya aku melanjutkan perjuangan-perjuangan yang memang harus aku lalui, kadang tak setangguh saat aku memimpikannya. Aku rasa  seringkali aku kurang memaksakan diri untuk hal-hal baik. Semoga belum terlambat untuk mengejar mimpi-mimpi itu. Percakapan semakin seru saat kami membicarakan penulis  dan penyair favorit kami, Aan  Mansyur. Ia berdomisili di bagian timur negara ini, tepatnya di Kota...