Langsung ke konten utama

Kamu yang aku sia-siakan ...


Maafkan aku yang pernah menyia-nyiakan mu. Maaf.
Kau berhak untuk merasakan kekecewaan dan amarah yang amat sangat padaku. Aku tak tahu pasti apa sebab kau menjauh, antara kau mulai benar-benar membenciku, atau kau melindungi hatimu dengan menganggap tak mengenalku.  Tak mengapa jika itu membuat perasaanmu lebih baik.

Aku mengenalmu sebagai sosok periang yang sangat baik. Dari keluarga baik. Aku mengenalmu sebagai sosok cerdas, karena kau selalu bisa mengerjakan segala bentuk soal matematika yang aku tak mampu mengerjakannya. Ah, buatku tak ada yang mengalahkanmu dalam hal matematika. Buatku, kamu raja matematika.

Ah, aku mengingatmu sebagai pria dengan banyolan menggoda. Itu kerjaanmu dengan teman-teman sekelasmu. Konyol, tapi selalu sukses bikin aku ketawa. Kau selalu tahu selera musik ku, kau selalu memberikan musik yang memanjakan telingaku dengan alunan-alunan merdu. Kau memang pemusik sejati. Tapi kau bukan penyanyi yang handal. Hihi

Ah, aku memang bodoh saat itu. Aku tak sepenuhnya membuka hatiku padamu, padahal kau tulus sekali memperlakukanku pada saat itu. Maaf. Aku baru sadar betapa sulit mencari orang yang sungguh tulus. Semoga kau cepat menemukan gadis yang sungguh tulus padamu dan akan menemani sisa hidupmu nanti.  

Kau orang baik. Sayangnya aku tak memperlakukanmu dengan baik. Maafkan aku.



Tertanda,
Yang pernah ada di sisimu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping...

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di p...

Pantulan Kaca Jendela

semerbak wangi kerinduan tercium dari sepoi angin malam ini.  ditemani rintik lembut sang hujan yang sedikit demi sedikit memenuhi kaca, aku duduk di dalam bus yang melaju kencang.  sambil merasakan derai angin yang menerpa wajah, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang lalu-lalang memenuhi pemandanganku.  pantulan kaca jendela menggambarkan lengkung wajahmu.  hmm, aku sedang melamun. buktinya? pantulan dari kaca itu adalah buktinya. gambar diambil dari http ://www.123rf.com/photo_8412613_raindrops-over-window-glass-closeup-blurred-night-background-with-coloured-lights.html