Maafkan aku yang pernah
menyia-nyiakan mu. Maaf.
Kau berhak untuk merasakan
kekecewaan dan amarah yang amat sangat padaku. Aku tak tahu pasti apa sebab kau
menjauh, antara kau mulai benar-benar membenciku, atau kau melindungi hatimu
dengan menganggap tak mengenalku. Tak
mengapa jika itu membuat perasaanmu lebih baik.
Aku mengenalmu sebagai sosok
periang yang sangat baik. Dari keluarga baik. Aku mengenalmu sebagai sosok
cerdas, karena kau selalu bisa mengerjakan segala bentuk soal matematika yang
aku tak mampu mengerjakannya. Ah, buatku tak ada yang mengalahkanmu dalam hal
matematika. Buatku, kamu raja matematika.
Ah, aku mengingatmu sebagai pria
dengan banyolan menggoda. Itu kerjaanmu dengan teman-teman sekelasmu. Konyol,
tapi selalu sukses bikin aku ketawa. Kau selalu tahu selera musik ku, kau
selalu memberikan musik yang memanjakan telingaku dengan alunan-alunan merdu. Kau
memang pemusik sejati. Tapi kau bukan penyanyi yang handal. Hihi
Ah, aku memang bodoh saat itu. Aku
tak sepenuhnya membuka hatiku padamu, padahal kau tulus sekali memperlakukanku
pada saat itu. Maaf. Aku baru sadar betapa sulit mencari orang yang sungguh
tulus. Semoga kau cepat menemukan gadis yang sungguh tulus padamu dan akan
menemani sisa hidupmu nanti.
Kau orang baik. Sayangnya aku tak
memperlakukanmu dengan baik. Maafkan aku.
Tertanda,
Yang pernah ada di sisimu
Komentar
Posting Komentar