Kebersamaan kita, memang sudah direncanakan Tuhan sedemikian rupa. Kedekatan kita tak berlangsung lama, dan aku yakin itu adalah ketetapan-Nya. Kau tak berada di sisi ku sekarang juga karena perintah-Nya.
Tuhan baik, karena dengan ketiadaanmu di sisiku membuatku tak perlu bingung untuk sibuk memberi kejutan-kejutan manis untukmu. Tak seperti yang dilakukan dia sebagai gadismu.
Kau tahu, jika aku ada di sisimu sekarang, aku takkan bisa melakukan apa yang dilakukan oleh gadismu. Dan jika aku sedang berada di sisimu sekarang, barangkali aku akan selalu bingung dan merasa tidak enak hari karena aku tak pernah bisa memberimu apa hal unik-unik.
Selamat berbahagia, kamu. Setengah hatiku berharap kau akan menyertaiku dalam pernikahanmu nanti, di sisi lain aku tak benar-benar yakin ingin bertemu lagi atau tidak denganmu. Karena yang kutahu, semua seakan menjadi luka yang tak kunjung sembuh.
Aku tak yakin mengapa aku merasakan hal tersebut sebegitu lamanya. Aku tak yakin apa yang membuatku terus menyimpannya baik-baik di satu sudut hatiku yang sangat tersembunyi. Baarangkali karena itu kamu. Kamu yang manis, kamu yang menyenangkan (pada saat itu), kamu yang (mungkin) aku cinta.
Komentar
Posting Komentar