Sore
itu kau menemaniku berjalan. Bukan karena ingin, tapi terpaksa karena sepeda
motor mu rusak dan harus menginap di bengkel. Kau berkata “Maaf ya, kamu jadi
jalan begini gara-gara si Motty rusak”
Ya,
si Motty rusak.
Aku
hanya tersenyum simpul sambil mengeratkan genggaman tanganku padamu..
Aku
senang berjalan di sore hari bersamamu. Langit jingga, menemani kita
bergandengan. Angin menemani tawa kita. Aku senang, keadaan ini membuat kau dan
aku berjalan bersisian sambil bergandeng,
bahkan kau bisa membisikkan kata-kata manis. Jadi, aku tak perlu
berbicara dengan punggungmu atau mendengar suaramu berteriak.
Aku
menyukai keadaan ini. Membuat waktu terasa bermanfaat karena banyak hal yang
bisa kita bicarakan tanpa harus merasa kebisingan karena bunyi mesin motor atau
mobil yang saling salip.
Aku
menyukai keadaan ini. Membuatku tak harus mengkhawatirkan berat badanku karena
makanan yang kita makan saat berkencan tadi, karena akan terbakar sejauh kita
berjalan.
Lelah?
Aku memang lelah, tetapi bukankan kita dapat istirahat sejenak di pinggir.
Duduk manis sambil minum, melepas dahaga.
Sesampainya
di persimpangan tempat kita berpisah, rasanya cukup bagiku bersamamu hari itu.
Takkan ada kerinduan yang terlalu malam ini. Sudah terganti dengan senyuman
yang tak henti ku kembangkan setiap detiknya…
Komentar
Posting Komentar