Langsung ke konten utama

Masih Labil

Anak labil, label yang diberikan pada anak yang masih suka ikut-ikutan orang lain, yang masih mudah terpengaruh dengan kebiasaan orang lain, ingin seperti orang lain. Hal yang baru saja saya kemukakan hanya berdasar pengamatan saya saja, bukan definisi sesungguhnya dari anak labil.

Kalau bisa dibilang, gue adalah salah satunya. Mungkin ke-labil-an saya termasuk yang telat datangnya. Orang lain sibuk mencari mimpi untuk masa depannya sejak masih duduk di bangku sekolah, sehingga saat masuk dunia perkuliahan mereka sudah mantap ingin menjadi apa. Akan tetapi, pikiran saya terbuka baru akhir-akhir ini. Hal ini bukan berarti saya tidak memiliki impian saat duduk di sekolah dulu, hanya masih berpikir apa yang menyenangkan untuk dilakukan. Pekerjaan manis yang entah darimana memulainya.

Akhir-akhir ini saya sering mengintip account twitter seseorang, dia penikmat pemandangan alam dari ketinggian, alias suka mendaki gunung sambil bawa kamera. Beberapa tweet terakhirnya dia memberikan pandangan tentang naik gunung dengan hikmah yang dia dapatkan setelahnya. Ada benarnya apa yang dia katakan. Dia bukan orang pertama yang menyukai pendakian yang pernah saya tahu, sahabat saya juga ada yang memang anak pencinta alam, tapi entah mengapa dia mempengaruhi saya untuk ikut serta dalam hobi yang sama. Hhhh, bisa disebut labil kan? Tak lama lagi saya juga akan lupa dengan hal ini.

Sebenarnya saya sendiri yang mengatakan diri saya labil, karena menurut saya di umur saya sekarang ini, yang kebanyakan teman seumur ini sudah menentukan pilihannya untuk melakukan apa, saya masih menimang-nimang apa yang membuat saya senang dan akan menghasilkan sesuatu. Banyak yang ingin dilakukan, tetapi kadar nawaitu yang masih tipis yang menghadang semuanya.

Masih banyak hal yang perlu saya perbaiki. Mulai dari menghilangkan rasa malas hingga mengasah kemampuan berkomunikasi untuk dapat berkomunikasi mencari informasi yang banyak tentang hal-hal yang ingin saya lakukan. Masa magang ini semoga selain pengalaman juga menjadi tempat mengasah kemampuan yang sebelumnya tak saya sadari ada dalam diri saya.

Mereka tersembunyi, mari bergerak cepat untuk menemukannya dan melakukan sesuatu untuk diri sendiri dan orang sekitar, dan semoga Tuhan juga senang dengan hal yang kita lakukan sehingga Ia memberikan sinar yang akan menyinari perjalanan kita :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Bima

Teruntuk, Bima Amartha Putra   Selalu saja keadaan buruk seperti ini yang memaksaku untuk ingat masa lalu. Yang aku ingat, kau suka bernyanyi. Sama sepertiku. Hanya saja kemampuan dan keberanianmu lebih besar ketimbang aku. Dengan gitar kau berdendang tanpa ragu. Aku hanya ikut bersenandung “hmm”. Sepengingatanku, kau pernah jadi pacar temanku. Hubungan yang berlangsung cukup lama dan banyak hal yang terjadi antara kau dan temanku. Putus-nyambung, selalu jadi bumbu. Kau adalah salah satu sahabat dari orang yang pernah cukup dekat dengan ku (sebut saja “mantanku”). Kau mengenalnya lebih dulu daripada aku. Mungkin sebab itu juga kita bisa berteman. Yang aku pernah ingat, tak jarang kita semua bermain di luar jam sekolah. Hanya sekedar nongkrong ala anak abg. Sesekali mengabadikannya lewat foto-foto yang jika dilihat sekarang akan membuat kita berkata, “iuuuuhhh, ini kita dulu?” Kini kau sedang berjuang. Aku tahu kau sedang berjuang. Aku tak pernah cukup dekat unt...

Pergi ke Makassar

Negara seribu pulau adalah salah satu sebutan untuk Indonesia. Memang, karena saking banyaknya pulau yang dimiliki oleh Indonesia. Banyak turis datang untuk berkeliling dan mencari surga-surga tersembunyi di pulau-pulau kecil negara ini. Aku iri. Aku sebagai orang Indonesia justru belum punya kesempatan untuk berkeliling di negeri sendiri. Awal tahun ini, aku bertemu dengan sahabatku, membicarakan impian-impian yang ingin kami capai. Ohya, teman yang satu ini adalah salah satu teman yang selalu memberikan aku semangat untuk terus bermimpi. Bermimpi setinggi-tingginya. Selanjutnya aku melanjutkan perjuangan-perjuangan yang memang harus aku lalui, kadang tak setangguh saat aku memimpikannya. Aku rasa  seringkali aku kurang memaksakan diri untuk hal-hal baik. Semoga belum terlambat untuk mengejar mimpi-mimpi itu. Percakapan semakin seru saat kami membicarakan penulis  dan penyair favorit kami, Aan  Mansyur. Ia berdomisili di bagian timur negara ini, tepatnya di Kota...

Hari Kemenangan dan Doa Selamat

7 Agustus 2013 Hujan senantiasa mengguyur malam ini. Menari-nari seraya bergembira menyambut riuh takbir. Aku sambil ikut melantunkan dengan lirih sambil berbaring, membayangkan segala berkah hingga kini. Lalu, tertidur.... 8 Agustus 2013 Gema takbir masih menggema. Sepagi ini semua rumah riuh. Semua bersiap menuju tempat-tempat ramai untuk melaksanakan ibadah di hari kemenangan. Sisa-sisa air hujan masih membekas di jalan-jalan. Bercampur dengan embun wangi basah yang menyejukkan pagi ini. Bahkan sejuk berkah hari ini di rasakan juga oleh mereka di bawah gundukkan tanah yang membubung. Taburan bunga semerbak menyerbu, mengingatkan pada kematian yang tak terelakkan. di sini, di tempatmu bersemayam, di depanmu, aku mohonkan segala doa selamat untukmu. aku haturkan syukur karena hujan semalam membuatmu sejuk di pagi ini. di depan tempatmu bersemayam, aku teteskan airmata. semua karena penyesalanku karena jarang bertemu denganmu. tak sempat melihatmu berbaring nyaman di tempatmu...