Kesunyian malam menambah syahdu malam sendu penuh rindu.
Berharap kepergianmu bukan satu-satunya cara untukku mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.
Mengapa pula kau selalu saja hadir dalam bentuk mimpi indah yang memberikan kesan menyenangkan. Tentu saja menyenangkan hanya lewat mimpi dan menjadi kabur seiring kesadaran menghampiriku.
Kesenjangan, menggerakkan permusuhan yang berujung pada caci maki dan iri.
Aku memang akan menghindarkan ini, tapi hati lebih senang melakukannya, tanpa mengumbarnya.
Tapi bukankah itu yang tak disukai Pencipta ku?
Mencaci dalam hati, memendam rasa iri.
Prasangka, selalu saja meresahkan.
Menerka-nerka, tanpa bertanya, hanya berspekulasi tak puguh.
Hingga menghasilkan presepsi sendiri yang lebih banyak tak benarnya.
Lebih banyak kecewa karena yang terlihat semua tak sesuai dengan keinginan.
Perasaan tak berharga, mungkin lebih tepat tak dihargai..
Menambah deretan rasa kecewa terhadap orang lain karena ekspektasi tak sesuai dengan realita.
Lalu salah siapa?
Salah karena terlalu banyak berharap?
Atau salah karena merasa tak dihargai?
Mungkin kau butuh waktu untuk merenungkannya.
Terlepas dari segala prasangka atau segala pikiran negatif, banyak hal yang mungkin dapat dilakukan. Apa itu, entahlah. Tugas mu untuk mencari apa yang kau inginkan kerjakan, mungkin dalam dirimu ada jiwa sosial tinggi. Barangkali dalam lubuk hatimu kau lebih senang memandangi hal-hal unik dan menikmati ciptaan-Nya. Atau apapun yang membawa manfaat bagimu, atau orang lain, lakukan saja. Daripada kau berkutat dengan perasaan negatif yang membuat orang lain menerima sinyal negatif yang ada dalam dirimu..
Selamat malam..
Komentar
Posting Komentar