Langsung ke konten utama

Lihat Sekali Lagi

Kesunyian malam menambah syahdu malam sendu penuh rindu.
Berharap kepergianmu bukan satu-satunya cara untukku mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.
Mengapa pula kau selalu saja hadir dalam bentuk mimpi indah yang memberikan kesan menyenangkan. Tentu saja menyenangkan hanya lewat mimpi dan menjadi kabur seiring kesadaran menghampiriku.

Kesenjangan, menggerakkan permusuhan yang berujung pada caci maki dan iri.
Aku memang akan menghindarkan ini, tapi hati lebih senang melakukannya, tanpa mengumbarnya.
Tapi bukankah itu yang tak disukai Pencipta ku?
Mencaci dalam hati, memendam rasa iri.

Prasangka, selalu saja meresahkan.
Menerka-nerka, tanpa bertanya, hanya berspekulasi tak puguh.
Hingga menghasilkan presepsi sendiri yang lebih banyak tak benarnya.
Lebih banyak kecewa karena yang terlihat semua tak sesuai dengan keinginan.

Perasaan tak berharga, mungkin lebih tepat tak dihargai..
Menambah deretan rasa kecewa terhadap orang lain karena ekspektasi tak sesuai dengan realita.
Lalu salah siapa? 
Salah karena terlalu banyak berharap?
Atau salah karena merasa tak dihargai?
Mungkin kau butuh waktu untuk merenungkannya.

Terlepas dari segala prasangka atau segala pikiran negatif, banyak hal yang mungkin dapat dilakukan. Apa itu, entahlah. Tugas mu untuk mencari apa yang kau inginkan kerjakan, mungkin dalam dirimu ada jiwa sosial tinggi. Barangkali dalam lubuk hatimu kau lebih senang memandangi hal-hal unik dan menikmati ciptaan-Nya. Atau apapun yang membawa manfaat bagimu, atau orang lain, lakukan saja. Daripada kau berkutat dengan perasaan negatif yang membuat orang lain menerima sinyal negatif yang ada dalam dirimu..

Selamat malam..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Bima

Teruntuk, Bima Amartha Putra   Selalu saja keadaan buruk seperti ini yang memaksaku untuk ingat masa lalu. Yang aku ingat, kau suka bernyanyi. Sama sepertiku. Hanya saja kemampuan dan keberanianmu lebih besar ketimbang aku. Dengan gitar kau berdendang tanpa ragu. Aku hanya ikut bersenandung “hmm”. Sepengingatanku, kau pernah jadi pacar temanku. Hubungan yang berlangsung cukup lama dan banyak hal yang terjadi antara kau dan temanku. Putus-nyambung, selalu jadi bumbu. Kau adalah salah satu sahabat dari orang yang pernah cukup dekat dengan ku (sebut saja “mantanku”). Kau mengenalnya lebih dulu daripada aku. Mungkin sebab itu juga kita bisa berteman. Yang aku pernah ingat, tak jarang kita semua bermain di luar jam sekolah. Hanya sekedar nongkrong ala anak abg. Sesekali mengabadikannya lewat foto-foto yang jika dilihat sekarang akan membuat kita berkata, “iuuuuhhh, ini kita dulu?” Kini kau sedang berjuang. Aku tahu kau sedang berjuang. Aku tak pernah cukup dekat unt...

Pertemuan (lagi)...

kembali kau bersenda gurau riang. kembali saling mencela. ah betapa senangnya aku melihat wujudmu kembali, setelah hampir sebulan atau dua bulan tak saling jumpa. bahkan, aku memberimu sesuap kue penuh krim itu. hingga mulutmu belepotan oleh krim putih.. rambutmu sudah rapi. terlihat seperti Elvis Presley hihi. sedari sore hari aku harap-harap cemas, apakah benar-benar akan bertemu dengan mu. tapi kau di situ. memang bukan menungguku, tapi kau di situ. tertawa, bergurau, mengeluarkan celoteh-celoteh jenaka yang konyol, bodoh. tapi aku suka :) ah, senang, kau masih seperti biasanya. riang - gembira, penuh kelakar tak berujung. tetap wangi seperti biasanya. tetap rapi seperti biasanya ... semoga waktu bisa mempertemukan kau dan aku kembali yaa.. ceritamu belum lengkap, tuh... selamat malam, Double R

Pergi ke Makassar

Negara seribu pulau adalah salah satu sebutan untuk Indonesia. Memang, karena saking banyaknya pulau yang dimiliki oleh Indonesia. Banyak turis datang untuk berkeliling dan mencari surga-surga tersembunyi di pulau-pulau kecil negara ini. Aku iri. Aku sebagai orang Indonesia justru belum punya kesempatan untuk berkeliling di negeri sendiri. Awal tahun ini, aku bertemu dengan sahabatku, membicarakan impian-impian yang ingin kami capai. Ohya, teman yang satu ini adalah salah satu teman yang selalu memberikan aku semangat untuk terus bermimpi. Bermimpi setinggi-tingginya. Selanjutnya aku melanjutkan perjuangan-perjuangan yang memang harus aku lalui, kadang tak setangguh saat aku memimpikannya. Aku rasa  seringkali aku kurang memaksakan diri untuk hal-hal baik. Semoga belum terlambat untuk mengejar mimpi-mimpi itu. Percakapan semakin seru saat kami membicarakan penulis  dan penyair favorit kami, Aan  Mansyur. Ia berdomisili di bagian timur negara ini, tepatnya di Kota...