Langsung ke konten utama

Dia Anak Pertama, Dia Pratama

Pamulang, 5 April 2013

Hari ini, dua puluh satu tahun yang lalu, anak kebanggan dari pasangan Bapak Adam dan Ibu Wiwiet hadir ke dunia. Beribu doa dan ucap syukur keduanya dan kerabat terdekatnya. Kasih sayang dan kebebasan di dapatkan selama pertumbuhannya. Hingga membentuknya menjadi pria mandiri yang lebih senang menjadi pengamat daripada ikut langsung menjadi pemeran utama. 

Kini, umur nya bertambah, waktu dalam hidupnya semakin berkurang. Tapi keberkahan selalu melingkupinya.






Teruntuk Pratama Syawaludien Hadar,

Selamat ulang tahun yang ke dua puluh satu tahun, kawan. Ulang tahun kali ini aku dan Nabila tidak bisa merayakan bersamamu, tapi kami takkan pernah lupa berdoa untuk kebaikan dan kebahagianmu, dimanapun kau berada.

Semoga kau selalu diberikan kesehatan. Semoga orang-orang yang kau temui disana adalah orang-orang baik yang nantinya akan dapat membantumu. Semoga rasa syukur selalu melingkupimu hingga rasa cukup dan bahagia selalu ada dalam dirimu. Semoga seluruh pesan orang tuamu selalu kau pegang dan benar-benar kau jalani disana. Semoga lindungan Tuhan selalu melingkupi hidupmu disana. Semoga gadis baik yang menerima semua kelebihan dan kurangmu segera dikirim Tuhan untuk kau kejar. 

Kawan, aku memang tak bisa memberimu hadiah hebat. Tetapi semoga doa ini bisa menjagamu dan akan mengikat persahabatan kita sampai kapanpun..
Salam rindu dari pamulang..

Tertanda,
Kawan lama


Fauziah


NB:
karena gue nggak bisa ngasih kue, nih gue kasih foto kue ulang tahun gue yang lalu yaa.. :)



Komentar

  1. Not too surprised with but feel delighted to have you and Nabila as benevolent, considerate and faithful friends.

    I really appreciate what you have done, anything. Wish you also blessed in anything that you do.

    And I believe...


    ~Life Observer~

    BalasHapus
  2. memang bukan suprise sih. karena gue tahu lo bukan orang yang mudah terkesan :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping...

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di p...

Pantulan Kaca Jendela

semerbak wangi kerinduan tercium dari sepoi angin malam ini.  ditemani rintik lembut sang hujan yang sedikit demi sedikit memenuhi kaca, aku duduk di dalam bus yang melaju kencang.  sambil merasakan derai angin yang menerpa wajah, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang lalu-lalang memenuhi pemandanganku.  pantulan kaca jendela menggambarkan lengkung wajahmu.  hmm, aku sedang melamun. buktinya? pantulan dari kaca itu adalah buktinya. gambar diambil dari http ://www.123rf.com/photo_8412613_raindrops-over-window-glass-closeup-blurred-night-background-with-coloured-lights.html