Langsung ke konten utama

Teruntuk, Mas Jogja

Hai, apa kabar mu? rasanya sudah lebih dari satu tahun kita tak bersua, atau mungkin lebih dari setahun?
Bagaimana kabar studimu di sana? Rasanya kau memiliki banyak kawan baik di sana, benar begitu? Bagaimana kabar keluarga mu? Ku harap semua dalam keadaan baik dan tanpa kurang sedikitpun.

Rasanya sudah begitu lama kau tak berbicara denganku. Aku tahu semua kesalahanku. Maafkan aku yang terlalu sulit untuk mengutarakan hal yang sebenarnya ku pendam. Maafkan aku yang selalu saja mengecewakanmu, sejak awal hingga akhir pertemuan kita. Hingga puncaknya kau benar-benar menghapus semua tentangku, tak ingin tahu tentang ku. Maafkan aku.

Aku hanya bisa berharap, kau tetap dalam keadaan sehat selalu. Semoga hidupmu selalu di kelilingi teman-teman yang menyayangimu dan peduli padamu, sehingga selalu ada teman untuk berbagi saat senang dan sendumu. Semoga limpahan rahmat-Nya selalu melingkupi mu dan keluargamu.

Sampai jumpa lagi, Mas.
Suatu saat mungkin kita dipertemukan lagi, mungkin juga tidak.

Tapi terimakasih atas kebaikanmu yang tak pernah bisa ku balas selama ini. Terima kasih atas seluruh rasa sayang mu yang pernah kau curahkan padaku. Terima kasih atas humor mu yang selalu kau tebarkan untuk membuatku tersenyum. Terima kasih atas ilmu mu yang kau berikan pada ku menjelang hari menegangkan di penghujung SMA... Terima kasih, Mas...

Tertanda, kawan lama
Fauziah




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping...

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di p...

Pantulan Kaca Jendela

semerbak wangi kerinduan tercium dari sepoi angin malam ini.  ditemani rintik lembut sang hujan yang sedikit demi sedikit memenuhi kaca, aku duduk di dalam bus yang melaju kencang.  sambil merasakan derai angin yang menerpa wajah, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang lalu-lalang memenuhi pemandanganku.  pantulan kaca jendela menggambarkan lengkung wajahmu.  hmm, aku sedang melamun. buktinya? pantulan dari kaca itu adalah buktinya. gambar diambil dari http ://www.123rf.com/photo_8412613_raindrops-over-window-glass-closeup-blurred-night-background-with-coloured-lights.html