Langsung ke konten utama

Keinginan Terselubung

Punya sebagian kehidupan di rumah sakit nampaknya akan membuat terbiasa dengan keadaan yang ada maupun dengan wewangian khas di dalamnya. Entah apa yang merasuki saya akhir-akhir ini. Tetapi sebelum-sebelumnya saya tak begitu menyukai aroma steril di kamar bedah yang sesekali saya satroni untuk menyerahkan berkas penting, tetapi tetiba saja saya merindukan aroma sterilnya. Seakan saya menghirup aroomanya saat ini, di rumah saya. 

Mungkin karena penasaran, mungkin karena mulai jatuh cinta dengan keadaan rumah sakit. Entahlah. Hanya saja saya punya keinginan untuk menjadi pengamat di ruang bedah itu. Hanya jadi pengamat. Hanya ingin tahu kegiatannya. Terlebih ketika dinas malam. Sering terpikir untuk ikut menginap di rumah sakit, bukan menjadi pasien, sebagai pemberi pelayanan.

Ah! Tapi itu bukan pekerjaan yang bisa dilakukan sambil menahan kantuk. Sedangkan saya bukanlah orang yang pandai mengatur rasa kantuk. Apalagi saat sedang tak melakukan apapun. Bisa tiba-tiba tertidur layaknya orang pingsan. Tapi semoga suatu saat aku bisa merasakannya. Pasti akan jadi pengalaman menyenangkan, atau mungkin menegangkan, bisa jadi pengalaman gila.

Semoga ada kesempatan untuk melakukannya :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping...

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di p...

Pantulan Kaca Jendela

semerbak wangi kerinduan tercium dari sepoi angin malam ini.  ditemani rintik lembut sang hujan yang sedikit demi sedikit memenuhi kaca, aku duduk di dalam bus yang melaju kencang.  sambil merasakan derai angin yang menerpa wajah, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang lalu-lalang memenuhi pemandanganku.  pantulan kaca jendela menggambarkan lengkung wajahmu.  hmm, aku sedang melamun. buktinya? pantulan dari kaca itu adalah buktinya. gambar diambil dari http ://www.123rf.com/photo_8412613_raindrops-over-window-glass-closeup-blurred-night-background-with-coloured-lights.html