Langsung ke konten utama

Sedikit Keresahan yang Terobati

Selama ini aku percaya, Tuhan selalu mempertemukanku dengan orang-orang baik dan orang-orang yang se-tipe denganku, yang punya kesamaan dalam bergaul. Alhamdulillah, memang begitu adanya, atau paling tidak aku mempunyai teman yang membuatku lebih baik dalam berbuat sesuatu. Dan aku juga sadar, aku selalu menghindar dari teman yang menurutku tak cocok denganku. Memang terkesan pemilih, mungkin karena itu juga aku lebih senang menarik diri dari kerumunan teman-teman yang lebih senang nongkrong.

Tapi tersadar, aku egois.

Aku ingin berteman seperti yang lainnya. Tapi mereka seakan tak menerimaku, lebih senang bermain dengan yang lain. Hmm mungkin itu karma karena perlakuanku kepada yang lainnya..

Tapi, benar adanya, mereka nampaknya memang tak terlalu senang bergaul denganku. Mungkin aku mengganggu mereka dengan omongan yang nggak penting buat mereka. Mungkin juga aku tak pantas jadi teman mereka karena mereka malu punya teman sepertiku. Entahlah.

Tapi sebagian diriku bersyukur. Karena aku tak harus merasa tak nyaman ketika aku tak bisa bersama mereka, toh mereka takkan mencariku. Dan aku yakin, aku mempunyai teman lain yang benar-benar tulus denganku. Aku juga masih punya teman yang sungguh sejati yang justeru sering ku lupakan, yang punya semesta ini, Sang Pencipta yang Maha Agung........

Cukuplah, Ia yang benar-benar sejati dalam semuanya..  Toh hidupku milik-Nya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Bima

Teruntuk, Bima Amartha Putra   Selalu saja keadaan buruk seperti ini yang memaksaku untuk ingat masa lalu. Yang aku ingat, kau suka bernyanyi. Sama sepertiku. Hanya saja kemampuan dan keberanianmu lebih besar ketimbang aku. Dengan gitar kau berdendang tanpa ragu. Aku hanya ikut bersenandung “hmm”. Sepengingatanku, kau pernah jadi pacar temanku. Hubungan yang berlangsung cukup lama dan banyak hal yang terjadi antara kau dan temanku. Putus-nyambung, selalu jadi bumbu. Kau adalah salah satu sahabat dari orang yang pernah cukup dekat dengan ku (sebut saja “mantanku”). Kau mengenalnya lebih dulu daripada aku. Mungkin sebab itu juga kita bisa berteman. Yang aku pernah ingat, tak jarang kita semua bermain di luar jam sekolah. Hanya sekedar nongkrong ala anak abg. Sesekali mengabadikannya lewat foto-foto yang jika dilihat sekarang akan membuat kita berkata, “iuuuuhhh, ini kita dulu?” Kini kau sedang berjuang. Aku tahu kau sedang berjuang. Aku tak pernah cukup dekat unt...

Pergi ke Makassar

Negara seribu pulau adalah salah satu sebutan untuk Indonesia. Memang, karena saking banyaknya pulau yang dimiliki oleh Indonesia. Banyak turis datang untuk berkeliling dan mencari surga-surga tersembunyi di pulau-pulau kecil negara ini. Aku iri. Aku sebagai orang Indonesia justru belum punya kesempatan untuk berkeliling di negeri sendiri. Awal tahun ini, aku bertemu dengan sahabatku, membicarakan impian-impian yang ingin kami capai. Ohya, teman yang satu ini adalah salah satu teman yang selalu memberikan aku semangat untuk terus bermimpi. Bermimpi setinggi-tingginya. Selanjutnya aku melanjutkan perjuangan-perjuangan yang memang harus aku lalui, kadang tak setangguh saat aku memimpikannya. Aku rasa  seringkali aku kurang memaksakan diri untuk hal-hal baik. Semoga belum terlambat untuk mengejar mimpi-mimpi itu. Percakapan semakin seru saat kami membicarakan penulis  dan penyair favorit kami, Aan  Mansyur. Ia berdomisili di bagian timur negara ini, tepatnya di Kota...

Umi..

Ku lihat Wanita paruh baya, sedang bersimpuh di hadapan-Mu. Meminta dengan khusyuk.  Ku lihat wajah sendu, dengan senyum tipis terkembang .  Umi, itulah panggilannya. Panggilan seorang untuk seorang ibu. Ibu yang rela berpisah dengan anak bungsunya demi membantu sepupu dari suaminya, bukan keluarga kandungnya.  Seorang istri yang setia, siap sedia menemani sang suami hingga akhir. Merawat, menemani. "Nining, jangan main-main keluar.", pinta Bapak saat itu. Dengan senang hati, Umi menyanggupinya. Istri yang selalu menyanggupi keinginan suaminya. "ning, saya mau sop daging bening." walau harus berjalan, dilakukan oleh Umi. Aku tak pernah mengerti cinta sejati, tapi cinta yang tulus bisa kulihat dari ibu kandung ku yang baru ku kenal baik beberapa bulan terakhir ini.  Umi, semoga uji bisa menjadi istri dan ibu seperti Umi kelak..