Langsung ke konten utama

Mereka, yang (selalu) Berjiwa Muda

“I've learned that people will forget what you said, people will forget what you did, but people will never forget how you made them feel.” ― Maya Angelou

Ingat sama kutipan itu, dan maknanya sangat melekat di relung hati. Ini yang kurasakan ketika bersama Fika dan Mita. Mereka berdua adalah seniorku yang sebenarnya teman seangkatanku, bingung ya? Ya, pokoknya begitu deh. Nah, dari mereka banyak hal yang bisa ku dengar, apalagi sekarang mereka sudah bekerja jadilah banyak pengalaman yang bisa mereka bagi bersamaku. Tapi aku juga punya kebiasaan suka lupa dengan cerita orang. Jadi terkadang mereka sudah cerita tentang sesuatu, tapi aku lupa ketika mereka menceritakannya kembali. Maaf ya kakak-kakak....

Bergaul dengan mereka memberi ku cara pandang yang baru. Membuatku malu ketika kemalasan menjangkitiku. Selalu mendapat kiat-kiat menghadapi perkuliahan. Dapat pengetahuan baru yang memang jarang diketahui orang banyak, tetapi membuatku tertarik.

Tapi perlakuan mereka kepadaku yang tak akan pernah bisa aku lupakan. Fika yang selalu ceria, selalu menularkan kebahagiaannya, walaupun kekesalan dan kedongkolan sedang merundung dirinya. Ketulusannya yang menyentuh hatiku. Mita, gadis manis dan anggun ini sudah selalu aku repotkan sejak setelah aku mendapat pengumuman, hingga kini aku yang sedang gila menjelang magang. Entah sampai kapan aku terus merepotkan mereka.

Aku hanya berharap, suatu saat nanti aku bisa melakukan sesuatu untuk mereka. Mungkin tak seberapa dengan yang sudah mereka lakukan, tapi paling tidak aku ingin membuat mereka senang....

Terimakasih gadis-gadis baik berjiwa muda dan tidak sombong... *big and warm hug just for you*



Fika dan Mita


Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping...

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di p...

Surat Untuk Bima

Teruntuk, Bima Amartha Putra   Selalu saja keadaan buruk seperti ini yang memaksaku untuk ingat masa lalu. Yang aku ingat, kau suka bernyanyi. Sama sepertiku. Hanya saja kemampuan dan keberanianmu lebih besar ketimbang aku. Dengan gitar kau berdendang tanpa ragu. Aku hanya ikut bersenandung “hmm”. Sepengingatanku, kau pernah jadi pacar temanku. Hubungan yang berlangsung cukup lama dan banyak hal yang terjadi antara kau dan temanku. Putus-nyambung, selalu jadi bumbu. Kau adalah salah satu sahabat dari orang yang pernah cukup dekat dengan ku (sebut saja “mantanku”). Kau mengenalnya lebih dulu daripada aku. Mungkin sebab itu juga kita bisa berteman. Yang aku pernah ingat, tak jarang kita semua bermain di luar jam sekolah. Hanya sekedar nongkrong ala anak abg. Sesekali mengabadikannya lewat foto-foto yang jika dilihat sekarang akan membuat kita berkata, “iuuuuhhh, ini kita dulu?” Kini kau sedang berjuang. Aku tahu kau sedang berjuang. Aku tak pernah cukup dekat unt...