Langsung ke konten utama

Cerita Keresahan Malam

Saya adalah salah satu orang yang mudah teralihkan pikirannya. Mudah dimasuki pikiran-pikiran negatif. Jadi sebenarnya media sosial sangat tidak baik untuk perkembangan mental saya. Terkdang lagu-lagu juga sering membuat saya jatuh dalam ke-mellow-an.

Kini, ditengah kesibukkan mengurus tugas akhir untuk magang, aku menyempatkan diri untuk menulis. Alasannya karena sudah gemas ingin bercerita, wakau hanya lewat dunia maya, toh yang penting cerita.

Baru saja aku mendapat kabar kalau temanku yang baru beberapa bulan putus dengan kekasihnya, sudah kembali menjalin hubungan dengan orang yang baru lagi. Hmm, sedikit terasa ngenes. Kenapa? Haah ini jeleknya saya. Terkadang suka merasa iri terhadap kepunyaan orang lain. Lebih tepatnya sih ingin merasakan lagi yang namanya punya hubungan khusus dengan lawan jenis, yah  pacaran lah. 

Tapi keinginan kadang hanya menjadi keinginan semu, karena aku toh menyadari kalau hidupku masih tetap berjalan normal tanpa kehadiran orang khusus itu. Toh aku jadi terhindar dari hal yang dilarang oleh agama ku. Toh aku bisa merasakan nikmatnya kebebasan yang untuk bermain dengan siapa saja. 

Tapi disisi lain aku merindukan perhatian, merindukan memperhatikan seseorang yang spesial. Hal ini juga yang membuatku rindu kepada teman-teman lawan jenis ku yang kuanggap dekat. 

Dari kejadian yang sudah kuceritakan tentang temanku tadi, di salah satu sisi aku cemburu, begitu cepatnya ia mendapatkan cinta baru, sedangkan aku sudah bertahun-tahun sendiri masih saja sendiri. Apa karena dia fresh putusan, maksudnya orang yang baru putus, jadi masih bisa di percaya kemahirannya dalam berpacaran. *analogi macam apa ini* Sedangkan aku yang sudah lama sendiri, kemahiran dalam berpacaran sudah sangat diragukan. Hmm entah lah.

Tapi di sisi yang lainnya, di sisi warasnya, aku merasa aku beruntung masih memiliki teman-teman yang care, keluarga yang sayang padaku, kegiatan yang padat, rasanya itu sudah cukup untuk mengisi hari-hariku. Akupun masih bisa berdiri di kaki ku sendiri. Aku masih punya Tuhan untuk bergantung. Apa yang kurangku? Seharusnya itu sudah menjadi bekalku untuk tetap survive. Sedangkan di luar sana masih banyak orang kekurangan cinta, tak punya Tuhan untuk bergantung. Yang ku lakukan hanya mengingat sisi positif dari semua ini, sehingga semua terasa sangat wajar dan tak menyakitkan.....


Selamat malam, 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping...

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di p...

Pantulan Kaca Jendela

semerbak wangi kerinduan tercium dari sepoi angin malam ini.  ditemani rintik lembut sang hujan yang sedikit demi sedikit memenuhi kaca, aku duduk di dalam bus yang melaju kencang.  sambil merasakan derai angin yang menerpa wajah, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang lalu-lalang memenuhi pemandanganku.  pantulan kaca jendela menggambarkan lengkung wajahmu.  hmm, aku sedang melamun. buktinya? pantulan dari kaca itu adalah buktinya. gambar diambil dari http ://www.123rf.com/photo_8412613_raindrops-over-window-glass-closeup-blurred-night-background-with-coloured-lights.html