Langsung ke konten utama

Siapa orang terdekatmu?

Kau pasti punya orang-orang terdekat yang spesial bukan? Bisa kau sebutkan siapa saja itu?

Lalu, bagaimana perasaanmu ketika kau menyadari bahwa kau tak sama sekali menempatkan Ibu mu dalam posisi pertama orang yang paling dekat denganmu? Bahasa simpel nya, "gimana kalo lo ngga ngerasa deket sama nyokap lo?"

Kalau aku, rasanya sedih banget. Ketika teman-teman mu bercerita bagaimana manisnya mereka bercengkrama dengan Ibu mereka, bagaimana mereka bersahabat baik dengan Ibu mereka. Hubungan mereka pun tak luput dari pertengkaran, tapi setelah itu kembali ke harmonisan yang manis. 

Rasanya asing. Seperti ada tembok yang memisahkan. Entah itu tembok dari Ibu atau dari diriku. Delapan belas tahun hidup seatap, bukan hal yang bisa membuat semuanya jadi sempurna.
Begitu pun dengan Umi. Mungkin waktu 2 tahun itu kurang. 

Mungkin pembiasaan itu yang salah. Mungkin ketertututpan diriku yang salah. Terlalu banyak kemungkinan. 

Sungguh, aku merindukan pelukkan hangat dan belaian lembut Ibu dan Umi. Pertanyaan lembut saat aku menangis. 

Tapi aku masih bisa bersyukur atas kehadiran kedua wanita hebat ini dalam hidupku. Semoga aku masih bisa menyenangkan keduanya. Tak perlu membalasnya dengan impas, karena aku yakin takkan bisa. Paling tidak membuat mereka tersenyum. Itu saja. 




sumber gambar 
http://www.momlogic.com/images/mother-hugging-her-daughter-250-thumb-250x250.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Bima

Teruntuk, Bima Amartha Putra   Selalu saja keadaan buruk seperti ini yang memaksaku untuk ingat masa lalu. Yang aku ingat, kau suka bernyanyi. Sama sepertiku. Hanya saja kemampuan dan keberanianmu lebih besar ketimbang aku. Dengan gitar kau berdendang tanpa ragu. Aku hanya ikut bersenandung “hmm”. Sepengingatanku, kau pernah jadi pacar temanku. Hubungan yang berlangsung cukup lama dan banyak hal yang terjadi antara kau dan temanku. Putus-nyambung, selalu jadi bumbu. Kau adalah salah satu sahabat dari orang yang pernah cukup dekat dengan ku (sebut saja “mantanku”). Kau mengenalnya lebih dulu daripada aku. Mungkin sebab itu juga kita bisa berteman. Yang aku pernah ingat, tak jarang kita semua bermain di luar jam sekolah. Hanya sekedar nongkrong ala anak abg. Sesekali mengabadikannya lewat foto-foto yang jika dilihat sekarang akan membuat kita berkata, “iuuuuhhh, ini kita dulu?” Kini kau sedang berjuang. Aku tahu kau sedang berjuang. Aku tak pernah cukup dekat unt...

Pertemuan (lagi)...

kembali kau bersenda gurau riang. kembali saling mencela. ah betapa senangnya aku melihat wujudmu kembali, setelah hampir sebulan atau dua bulan tak saling jumpa. bahkan, aku memberimu sesuap kue penuh krim itu. hingga mulutmu belepotan oleh krim putih.. rambutmu sudah rapi. terlihat seperti Elvis Presley hihi. sedari sore hari aku harap-harap cemas, apakah benar-benar akan bertemu dengan mu. tapi kau di situ. memang bukan menungguku, tapi kau di situ. tertawa, bergurau, mengeluarkan celoteh-celoteh jenaka yang konyol, bodoh. tapi aku suka :) ah, senang, kau masih seperti biasanya. riang - gembira, penuh kelakar tak berujung. tetap wangi seperti biasanya. tetap rapi seperti biasanya ... semoga waktu bisa mempertemukan kau dan aku kembali yaa.. ceritamu belum lengkap, tuh... selamat malam, Double R

Pergi ke Makassar

Negara seribu pulau adalah salah satu sebutan untuk Indonesia. Memang, karena saking banyaknya pulau yang dimiliki oleh Indonesia. Banyak turis datang untuk berkeliling dan mencari surga-surga tersembunyi di pulau-pulau kecil negara ini. Aku iri. Aku sebagai orang Indonesia justru belum punya kesempatan untuk berkeliling di negeri sendiri. Awal tahun ini, aku bertemu dengan sahabatku, membicarakan impian-impian yang ingin kami capai. Ohya, teman yang satu ini adalah salah satu teman yang selalu memberikan aku semangat untuk terus bermimpi. Bermimpi setinggi-tingginya. Selanjutnya aku melanjutkan perjuangan-perjuangan yang memang harus aku lalui, kadang tak setangguh saat aku memimpikannya. Aku rasa  seringkali aku kurang memaksakan diri untuk hal-hal baik. Semoga belum terlambat untuk mengejar mimpi-mimpi itu. Percakapan semakin seru saat kami membicarakan penulis  dan penyair favorit kami, Aan  Mansyur. Ia berdomisili di bagian timur negara ini, tepatnya di Kota...