Langsung ke konten utama

Si Petualang, Si Gadis Mandiri

Ada rikues lagi nih, kawan yang ingin diceritakan di tulisan gue ini. Oke gue bakal meladeni nya.
Kali ini kawan gue namanya............


Jreng jeng jeeeeeengggg.. tet toret toreeet toreetttt .......


YUNISA FIRDA ZULHAZMITA
Prok prok proook~

Nama panggilannya Firda, tapi untuk kami, orang-orang terdekatnya, lebih senang memanggilnya Yuyun, alasannya biar enggak monoton dan enggak mainstream. Firda ini anak pertama, gue lupa ade nya ada berapa, yang pasti punya adek. Orang padang tulen, tapi muka ngga kayak Uni-Uni Padang (mungkin dia padang gadungan, cuma ngaku-ngaku). 

Firda, entah sejak kapan, mulai suka traveling. Obsesi banget menjelajahi daerah-daerah di Indonesia, mungkin saking cinta nya pada bangsa ini. Tapi salut lah sama ini anak, ikut jadi volunteer buat bersihin danau UI sampe gatal-gatal. Firda juga termasuk anak yang rajin berorganisasi dan ikut bermacam-macam acara. Menurut kami, teman terdekatnya (lagi), dia adalah anak yang paling aktif seantero vokasi. Walau sebenarnya ada yang lebih sibuk, tapi karena Firda adalah sahabat kami dan yang paling sibuk diantara kami, kami nobatkan penghargaan itu kepadanya.



Awal pertemuan dengan firda di kelas RS 2, kelas pertama di semester pertama di bangku kuliah. Kami baru dekat saat awal semester dua, entahlah apa yang membuat kami bisa dekat. Tapi saat masuk semester tiga, saat mulai peminatan, Firda memilih jalannya sendiri, berbeda peminatan daripada kami yang lainnya. Firda masuk kelas Marketing, sedangkan kami masuk kelas Keuangan. Ditambah lagi ketika kuliah di depok, Firda mulai nge-kos, sedangkan kami yang lain tetap melaju. Jadilah pertemanan jarak jauh antara kami dan Firda.

Tapi semua itu bukanlah perpisahan bagi kami. Pertemanan kami masih berjalan lancar sejak itu. Yaa walau tak selalu bertemu karena kegiatan kami yang sangat berbeda-beda, tapi kami masih suka main bersama. Jika pulang lebih awal, kami sesekali berkunjung ke kos-an Firda untuk sekedar bermain. 

Oia, dulu pernah ada kejadian di kos-an Firda. Waktu itu, Firda baru pindah ke kos-an. Kami harus berkunjung dong. Saat itu kami sedang mengobrol, karena kamarnya kecil, ada yang duduk di kasur dan di lantai. Kebetulan yang duduk dikasur berbadan bongsor semua, termasuk firda. Entah lah bagaimana kejadiannya, tiba-tiba, "KREEEK" ... tempat tidur Firda patah~ 

Yang terdengar setelah itu hanya gelak tawa karena geli sendiri. Tapi habis itu bingung mau diapakan kasurnya. Dan kami semua enggak ada yang tanggung jawab, dan Firda melaporkan ke ibu kos-nya sendiri. (MAAF YA FIIIIRRR). Awal sebelum melapor, firda sempat takut-takut. Dan selama sebelum melapor, Firda hanya mengganjal kasurnya dengan tumpukan bukunya. haaa kasiaan deh pokoknya.

Selain main ke kos-an Firda, biasanya kami bertemu ketika akhir minggu. Di kampus ku biasanya ada kuliah di hari sabtu, di hari itu biasanya kami pulang bersama Firda, itupun jika jadwal sama. Jika tidak, kadang kami saling menunggu untuk pulang bersama.


Untuk urusan cinta, Firda bukan yang kecentilan, punya pacar sana-sini. Dia lebih senang mengaggumi tanpa perlu memikirkan orang yang dia kagumi secara berlebihan. Kadang terlalu polos saat kawan-kawan yang lain membicarakan hal ini. Dan doi memang jomblo sedari dulu, entah dari zaman purba mungkin heheh (‾)

Sudah yaa, rasanya cukup sekelumit kisah bersama firda kali ini. Gue belum jadi mengepel karena ditagih untuk membuat tulisan ini. 
Sekian dan terimakasih.


Nb:
Yang berminat untuk memacari doi atau hendak menjodohkan teman kalian dengan doi, bisa nih liat twitternya @yunisafirda 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Bima

Teruntuk, Bima Amartha Putra   Selalu saja keadaan buruk seperti ini yang memaksaku untuk ingat masa lalu. Yang aku ingat, kau suka bernyanyi. Sama sepertiku. Hanya saja kemampuan dan keberanianmu lebih besar ketimbang aku. Dengan gitar kau berdendang tanpa ragu. Aku hanya ikut bersenandung “hmm”. Sepengingatanku, kau pernah jadi pacar temanku. Hubungan yang berlangsung cukup lama dan banyak hal yang terjadi antara kau dan temanku. Putus-nyambung, selalu jadi bumbu. Kau adalah salah satu sahabat dari orang yang pernah cukup dekat dengan ku (sebut saja “mantanku”). Kau mengenalnya lebih dulu daripada aku. Mungkin sebab itu juga kita bisa berteman. Yang aku pernah ingat, tak jarang kita semua bermain di luar jam sekolah. Hanya sekedar nongkrong ala anak abg. Sesekali mengabadikannya lewat foto-foto yang jika dilihat sekarang akan membuat kita berkata, “iuuuuhhh, ini kita dulu?” Kini kau sedang berjuang. Aku tahu kau sedang berjuang. Aku tak pernah cukup dekat unt...

Pertemuan (lagi)...

kembali kau bersenda gurau riang. kembali saling mencela. ah betapa senangnya aku melihat wujudmu kembali, setelah hampir sebulan atau dua bulan tak saling jumpa. bahkan, aku memberimu sesuap kue penuh krim itu. hingga mulutmu belepotan oleh krim putih.. rambutmu sudah rapi. terlihat seperti Elvis Presley hihi. sedari sore hari aku harap-harap cemas, apakah benar-benar akan bertemu dengan mu. tapi kau di situ. memang bukan menungguku, tapi kau di situ. tertawa, bergurau, mengeluarkan celoteh-celoteh jenaka yang konyol, bodoh. tapi aku suka :) ah, senang, kau masih seperti biasanya. riang - gembira, penuh kelakar tak berujung. tetap wangi seperti biasanya. tetap rapi seperti biasanya ... semoga waktu bisa mempertemukan kau dan aku kembali yaa.. ceritamu belum lengkap, tuh... selamat malam, Double R

Pergi ke Makassar

Negara seribu pulau adalah salah satu sebutan untuk Indonesia. Memang, karena saking banyaknya pulau yang dimiliki oleh Indonesia. Banyak turis datang untuk berkeliling dan mencari surga-surga tersembunyi di pulau-pulau kecil negara ini. Aku iri. Aku sebagai orang Indonesia justru belum punya kesempatan untuk berkeliling di negeri sendiri. Awal tahun ini, aku bertemu dengan sahabatku, membicarakan impian-impian yang ingin kami capai. Ohya, teman yang satu ini adalah salah satu teman yang selalu memberikan aku semangat untuk terus bermimpi. Bermimpi setinggi-tingginya. Selanjutnya aku melanjutkan perjuangan-perjuangan yang memang harus aku lalui, kadang tak setangguh saat aku memimpikannya. Aku rasa  seringkali aku kurang memaksakan diri untuk hal-hal baik. Semoga belum terlambat untuk mengejar mimpi-mimpi itu. Percakapan semakin seru saat kami membicarakan penulis  dan penyair favorit kami, Aan  Mansyur. Ia berdomisili di bagian timur negara ini, tepatnya di Kota...