Langsung ke konten utama

Nonton Drama Menye-Menye

Hari ini kegiatan gue setelah bantu Ibu & Bapak menyiapkan urusan kantin adalah menonton film korea. Mainstream ya? Biarlah, gue juga bukan orang yang maniak sama drama korea, hanya beberapa saja yang ku ikuti, itu pun jika mendapat dorongan atau dijejalkan oleh teman-teman.

Drama yang gue tonton ini judulnya "49 Days". Pada tahu lah ya? Soalnya memang pernah ditayangkan juga di stasiun televisi yang ada ikan terbangnya itu. Kalau waktu itu, gue tidak menontonnya karena kalau di TV gitu gue suka kelewatan, karena suka lupa jadwalnya. Mungkin ada seminggu lebih gue menonton drama ini, dan menurut gue lama, karena dalam waktu seminggu ini juga gue melakukan hal-hal lainnya, jadi nggak sempat untuk duduk fokus menonton film ini.

Hari ini, benar-benar penghabisan. Menonton dari episode 16 sampai 20. Menonton non-stop, hanya diselingi sholat dan makan, juga sekali pipis tadi. Setelah menonton? Selalu merasakan hal yang sama ketika selesai menonton drama jepang yang terkenal juga, "One Litre of Tears". Perasaan dirundung sedih, menerka-nerka apakah benar adanya kisah seperti itu, menerka-nerka bagaimana jadinya jika kisah itu ada di dunia nyata, berharap akhir yang lain dari yang seharusnya.

Kadang merasa membuang waktu menonton film ini, tapi di sisi lain ada hal yang bisa diambil dari kisah-kisah menye-menye itu. Di film ini gue mengambil pelajaran, bahwa sebanyak apapun lo memiliki teman, sesering apapun lo menghabiskan waktu bersama mereka, bukan jaminan mereka akan menangisi lo saat kesusahan atau saat lo membutuhkan mereka. Kesan orang lain tentang kita yang takkan bisa dilupakan oleh orang lain. Perjuangan yang gigih juga sangat diperlukan ketika menghadapi masalah. Jangan lupa melihat sekitar, pikirkan apa yang hendak lo lakukan dan pikirkan perasaan orang sekitar ketika kita melakukannya agar mereka mengerti maksud baik kita. Klise sih, tapi jika di renungi baik-baik ada saja hal yang bisa dipelajari....

Terkadang, kita hanya butuh sadar, sadar dan lihat sekitar. Berbuat jika mampu membantu. Semoga bahagia kita bisa menular ke orang lain, bukan menjangkiti kesakitan pada orang lain..

"Berbaik hatilah, karena semua orang yang kamu temui sedang berjuang dalam pertempuran yang lebih berat." -Plato

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping...

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di p...

Pantulan Kaca Jendela

semerbak wangi kerinduan tercium dari sepoi angin malam ini.  ditemani rintik lembut sang hujan yang sedikit demi sedikit memenuhi kaca, aku duduk di dalam bus yang melaju kencang.  sambil merasakan derai angin yang menerpa wajah, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang lalu-lalang memenuhi pemandanganku.  pantulan kaca jendela menggambarkan lengkung wajahmu.  hmm, aku sedang melamun. buktinya? pantulan dari kaca itu adalah buktinya. gambar diambil dari http ://www.123rf.com/photo_8412613_raindrops-over-window-glass-closeup-blurred-night-background-with-coloured-lights.html