Langsung ke konten utama

Biar Menggantung Tak Tersentuh, Selesai Sudah

Mengerami rasa yang terus tersimpan baik di tempat hangat,
aku masih saja bodoh melakukan hal yang sama menyakitkannya.

Menggeram karena amarah yang tak tertumpahkan,
amarah yang bukan salah mereka atau dia atau kalian,
amarah dari pikiran, ia juga yang mengakui salahnya.

Menggilai rindu yang tergantung tinggi dilangit langit kamar,
tak dapat tergapai apalagi tersentuh,
terlalu jauh.

Kau tahu betapa sulitnya menggerogoti jeruji besi untuk lepas dari belenggu?
berusaha pergi mengonggongkan kemarahan,
berharap terdengar olehmu, oleh orang lain....
aku ingin keluar....

Aku ingin keluar,
Panas badanku tak lagi sanggup mengerami rasa ini yang tak kunjung menetas...

Biarkan aku mendinginkan semuanya,
aku lelah berjibaku dengan panas,
panas yang tak jelas untuk apa akhirnya......


Biarlah aku tak peduli pada gantungan harapan itu,
biarkan aku meninggalkan ruangan ini
tanpa perlu membawa harapan-harapan palsu yang kau gantungkan di langit-langit kamar


dengan ini,  ingin ku teriakkan di hadapanmu,
AKU SELESAI DENGAN SEMUANYA!



Aku takkan mencarimu, takkan..

aku takkan melolong memohon kehadiranmu, takkan..


Tidak akan..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping...

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di p...

Pantulan Kaca Jendela

semerbak wangi kerinduan tercium dari sepoi angin malam ini.  ditemani rintik lembut sang hujan yang sedikit demi sedikit memenuhi kaca, aku duduk di dalam bus yang melaju kencang.  sambil merasakan derai angin yang menerpa wajah, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang lalu-lalang memenuhi pemandanganku.  pantulan kaca jendela menggambarkan lengkung wajahmu.  hmm, aku sedang melamun. buktinya? pantulan dari kaca itu adalah buktinya. gambar diambil dari http ://www.123rf.com/photo_8412613_raindrops-over-window-glass-closeup-blurred-night-background-with-coloured-lights.html