Langsung ke konten utama

Pacarmu, mana?

Pernah kan merasa dekat sama cowok sampai berpikir kalau dia sahabat kita?
Gue sih pernah banget. 

Sejak SMP, gue memang mulai bisa bermain bersama lawan jenis gue itu. Kenapa enggak dari SD, karena pas SD itu gue suka diganggu sama anak-anak cowok. hahaha bocah dasar.
Semenjak kelas dua SMP, gue mulai bisa bersahabat sama cowok. Di SMA juga lebih banyak main juga sama cowok. Ya jelas lah yah, gue masuk jurusan IPS. Yah bisa dilihat sendiri, cowok mendominasi.

Sekarang, teman-teman gue itu pada punya pacar. Paham lah, kemana ujung tulisan gue kali ini?

Mungkin memang sifat cowok yang enggak banyak bicara, tapi terkadang, gue sebagai sahabat ingin dengar cerita dari mereka. Apalagi tentang gadis-gadis impiannya. Mungkin sudah sifat mereka yang begitu. Lagi pula waktu dan jarak yang lumayan jauh juga menjadi salah satu faktor menjauh nya mereka. 

Tapi terkadang, aku juga berpikir, apa iya mereka juga menganggap ku seperti yang aku anggap terhadap mereka? 



Baik-baik lah kau kawan. Melihat mu senang, walau tak kau bagi bersama ku, sudah cukup bagiku.
Semoga saja, kau bisa mengingat ku dalam hal baik-baik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping...

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di p...

Pantulan Kaca Jendela

semerbak wangi kerinduan tercium dari sepoi angin malam ini.  ditemani rintik lembut sang hujan yang sedikit demi sedikit memenuhi kaca, aku duduk di dalam bus yang melaju kencang.  sambil merasakan derai angin yang menerpa wajah, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang lalu-lalang memenuhi pemandanganku.  pantulan kaca jendela menggambarkan lengkung wajahmu.  hmm, aku sedang melamun. buktinya? pantulan dari kaca itu adalah buktinya. gambar diambil dari http ://www.123rf.com/photo_8412613_raindrops-over-window-glass-closeup-blurred-night-background-with-coloured-lights.html