Langsung ke konten utama

Pokonya Rumah Hanung Gelap!

Nyoba bikin produk untuk proposal Wirausaha yang pada akhirnya membuat kita bertandang ke rumah Hanung. Banyak ketawa-ketiwi. Tapi yang paling-paling yaaa kegagalan Buchet dalam pembuatan klepon dan mati listrik yang lamaaaaa banget. Dari mulai 15 menit pertama kita datang, sampai kita pulang belom juga nyala itu lampu. Entah sudah berapa batrang lilin yang di gunakan untuk penerangan. Hujan terus menerus, ngga bereheti sejak kita datang. 

Tapi keramahan dan keterbukaan Hanung sekeluarga, beserta keponakannya yang lucu, membuat kita semua nyaman disana. Hanung sebagai tuan rumah pun melayani kita dengan baik, bahkan kita jadi banyak merepotkan. Ayah Hanung yang baru pulang saja sampai repot untuk menyiapkan air (karena air PAM habis, terlalu lama mati listrik)

Sempat ditawarkan buat nginep disana karena sudah malam, lagipula angkutan umun sedang banyak yang demo dan sebagainya. Tapi kita akhirnya pulang sekitar jam setengah delapan. 

Pokoknya selama dirumah Hanung, ingetnya gelaaaaaap ~ kalo ditanya tentang rumah hanung cuma bisa bilang, gelaaaaaaaap ~
Tapi dengan begitu kita bisa candle light dinner berdelapan :D 
Kapan lagi kita romantis-romantisan bareng makan indomie kuah, tapi ngga ada kuahnya, dan super lodoh~ *itu masakkan Rulli* 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi untuk bunga matahari

semenjak ditinggal olehmu, aku jadi lebih senang menghitung dan mengingat tanggal. aku ingat kapan kamu pergi, kapan kamu terakhir menghubungiku. tapi maaf, soal ulang tahunmu aku masih mengandalkan pengingat di facebook karena dekat ulang tahunmu banyak orang juga yang berulang tahun, jadi aku sering keliru. aku tetap manusia, kan? jadi bagaimana kabarmu? masih betah di persembunyian? atau masih senang menjelajahi negeri indah dengan sepeda-sepeda antik mu? menghirupi udara segar setiap hari. aku sering kali ingin menemanimu. tapi aku tak mampu. aku bisa apa? aku ingin dengar cerita-ceritamu, tapi tak selalu kau ceritakan, sekalipun aku memintanya. aku bisa apa? kamu tahu, bunga matahari sudah tumbuh tinggi di depan jendela kamarku. cantik sekali. apalagi saat ia bersanding dengan matahari. semakin cerah. jadi, padanya kuucapkan salam pagiku setiap harinya. bunga itu yang dulu kamu tanam untukku. katamu, "paling tidak ada yang cerah ketika aku tak disamping...

Padang Rumput Sepi

Angin yang berhembus siang ini, menerpa wajahku yang menatap kosong rerumputan dari atas pohon ek tua. Kehadiranmu yang dulu menemaniku membaca, berbagi cerita, saat itu kita bersama. Berlarian menangkap belalang dan mengejar kupu-kupu yang sejenak menghinggapi bunga. Bermain air di aliran sungai jernih, melepas dahaga  Kapan kau kembali melakukan kesenangan itu lagi? Atau mungkin kau sudah temakan usia yang terlanjur dewasa Hingga tak lagi memiliki keinginan untuk bermain kejar-kejaran di padang rumput luas. Tak mengapa jika ku merindukan mu, bukan?  Biarlah aku bergelut dengan siksaan kerinduan ini,  biar aku yang merasakan acuhmu Karena ku tahu, itu memang sudah menjadi tabiatmu. Kerinduan ini benar-benar di provokasi oleh jarak. Sebelum ini toh aku masih senang saja kau berada jauh. Atau mungkin perasaan yang mulai berubah. Terserah lah. Apapun alasannya, selama aku memiliki buku, rasanya menanti mu takkan terasa sunyi, di p...

Pantulan Kaca Jendela

semerbak wangi kerinduan tercium dari sepoi angin malam ini.  ditemani rintik lembut sang hujan yang sedikit demi sedikit memenuhi kaca, aku duduk di dalam bus yang melaju kencang.  sambil merasakan derai angin yang menerpa wajah, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang lalu-lalang memenuhi pemandanganku.  pantulan kaca jendela menggambarkan lengkung wajahmu.  hmm, aku sedang melamun. buktinya? pantulan dari kaca itu adalah buktinya. gambar diambil dari http ://www.123rf.com/photo_8412613_raindrops-over-window-glass-closeup-blurred-night-background-with-coloured-lights.html