Langsung ke konten utama

(Lagi) RS Keuangan, Akuntansi dan SDM

Jika ada pertanyaan “bagian hidupmu yang mana yang sedang kau rindukan saat ini?”
Aku akan jawab, bagian hidupku di sekitaran umur 18-20  tahun.
Jika kau tanya mengapa?
Akan ku jawab,
“Karena aku bagian dari mereka. Bagian dari keluarga keuangan 2010.”

Dinding-dinding kelas akuarium kita jadi saksi.
Saksi ketegangan kita saat ujian.
Menjadi saksi ritual makan klepon bersama.

Aku menulis sambil menengok kenangan,
Ketika kita pergi  menyendiri ditempat tinggi dan sejuk.
Bukan untuk melarikan diri.
Hanya untuk berbagi hati.

Tiga hari dua malam yang entah sampai kapan akan terus terkenang.
Malam-malam riuh penuh tawa.
Malam hening khusyuk penuh doa.
Malam gelap penuh curahan.

Sadar kejadiaan itu akan menjadi kenangan,
Dengan cepat, mata merespon dengan menumpahkan airmata.
Sadar hendak berakhir,
Peluk menjadi lebih hangat dari sebelumnya.

Keluarga,
Kalian keluarga.
Barangkali mereka menganggap kita badut.
Yang menertawakan kesendirian kita masing-masing.
Tapi menurut kita itulah yang menyenangkan.
Kesendirian kita masing-masing menimbulkan kebersamaan yang lainnya.
Kebersamaan yang lebih menyenangkan,
Kebersamaan penuh tawa karena kesepian kita..

Kita dapat percobaan untuk perpisahan selama empat bulan.
Ketika diharuskan magang di tempat yang berbeda.
Setiap minggu dalam pertemuannya,
Tak semua rasa rindu terbayar.
Terlalu banyak urusan yang harus diurusi.


Pada akhirnya kita tetap harus mengucapkan selamat tinggal.
Bukan, bukan selamat tinggal..
Tapi sampai jumpa kembali..
Sampai jumpa lagi nanti..

Ketika sukses telah kita gapai..
Ketika salah satu dari kita mulai memasuki pintu baru bersama pasangannya.
Ketika salah satu dari kita mulai menjadi sosok penting dalam keluarga.
Juga ketika waktu kita habis di dunia.

Kita akan bertemu di suatu hari..
Di tempat yang tak terduga..
Di waktu yang berbeda..

Dalam keadaan terbaik kita..

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Bima

Teruntuk, Bima Amartha Putra   Selalu saja keadaan buruk seperti ini yang memaksaku untuk ingat masa lalu. Yang aku ingat, kau suka bernyanyi. Sama sepertiku. Hanya saja kemampuan dan keberanianmu lebih besar ketimbang aku. Dengan gitar kau berdendang tanpa ragu. Aku hanya ikut bersenandung “hmm”. Sepengingatanku, kau pernah jadi pacar temanku. Hubungan yang berlangsung cukup lama dan banyak hal yang terjadi antara kau dan temanku. Putus-nyambung, selalu jadi bumbu. Kau adalah salah satu sahabat dari orang yang pernah cukup dekat dengan ku (sebut saja “mantanku”). Kau mengenalnya lebih dulu daripada aku. Mungkin sebab itu juga kita bisa berteman. Yang aku pernah ingat, tak jarang kita semua bermain di luar jam sekolah. Hanya sekedar nongkrong ala anak abg. Sesekali mengabadikannya lewat foto-foto yang jika dilihat sekarang akan membuat kita berkata, “iuuuuhhh, ini kita dulu?” Kini kau sedang berjuang. Aku tahu kau sedang berjuang. Aku tak pernah cukup dekat unt...

Pergi ke Makassar

Negara seribu pulau adalah salah satu sebutan untuk Indonesia. Memang, karena saking banyaknya pulau yang dimiliki oleh Indonesia. Banyak turis datang untuk berkeliling dan mencari surga-surga tersembunyi di pulau-pulau kecil negara ini. Aku iri. Aku sebagai orang Indonesia justru belum punya kesempatan untuk berkeliling di negeri sendiri. Awal tahun ini, aku bertemu dengan sahabatku, membicarakan impian-impian yang ingin kami capai. Ohya, teman yang satu ini adalah salah satu teman yang selalu memberikan aku semangat untuk terus bermimpi. Bermimpi setinggi-tingginya. Selanjutnya aku melanjutkan perjuangan-perjuangan yang memang harus aku lalui, kadang tak setangguh saat aku memimpikannya. Aku rasa  seringkali aku kurang memaksakan diri untuk hal-hal baik. Semoga belum terlambat untuk mengejar mimpi-mimpi itu. Percakapan semakin seru saat kami membicarakan penulis  dan penyair favorit kami, Aan  Mansyur. Ia berdomisili di bagian timur negara ini, tepatnya di Kota...

Aku Menyukai Keadaan Ini

Sore itu kau menemaniku berjalan. Bukan karena ingin, tapi terpaksa karena sepeda motor mu rusak dan harus menginap di bengkel. Kau berkata “Maaf ya, kamu jadi jalan begini gara-gara si Motty rusak” Ya, si Motty rusak. Aku hanya tersenyum simpul sambil mengeratkan genggaman tanganku padamu.. Aku senang berjalan di sore hari bersamamu. Langit jingga, menemani kita bergandengan. Angin menemani tawa kita. Aku senang, keadaan ini membuat kau dan aku berjalan bersisian sambil bergandeng,  bahkan kau bisa membisikkan kata-kata manis. Jadi, aku tak perlu berbicara dengan punggungmu atau mendengar suaramu berteriak. Aku menyukai keadaan ini. Membuat waktu terasa bermanfaat karena banyak hal yang bisa kita bicarakan tanpa harus merasa kebisingan karena bunyi mesin motor atau mobil yang saling salip. Aku menyukai keadaan ini. Membuatku tak harus mengkhawatirkan berat badanku karena makanan yang kita makan saat berkencan tadi, karena akan terbakar sejauh kita berjalan. Lelah? ...